PALMERAH, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, jagat pemberitaan di berbagai media massa didominasi hiruk pikuk dinamika politik terkait demo 4 November. Itu semua berawal dari protes terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Presiden RI Joko Widodo juga merespons rencana demo 4 November itu dengan berbagai kunjungan ke berbagai tokoh. Di luar dugaan, Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono muncul ke permukaan dengan tiba-tiba menolak disebut sebagai penggerak demo.
Padahal, tak ada tuduhan sebelumnya yang muncul di pemberitaan. Maka, berbagai komentar pun muncul terkait lontaran SBY tersebut, termasuk komentar dari Jokowi dan pengamat politik.
Di luar itu, kemarin ada berita soal perempuan bernama Ghina. Siapa dia? Simak rangkuman berita kemarin yang perlu Anda ketahui. Semua pemberitaan di bawah ini terkait Ahok, Jokowi, SBY, serta Pilkada DKI.
Presiden Joko Widodo enggan banyak berkomentar terkait pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait polemik yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan isu lain.
"Bagus, sangat bagus," ucap Presiden Jokowi di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Hal itu dikatakan Jokowi ketika diminta tanggapan soal pidato SBY.
Saat mendengar respons singkat itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang duduk di samping Jokowi lalu tertawa.
"Kan memberikan masukan kepada pemerintah," tambah Jokowi.
Simak berita selengkapnya di sini.
Baca pula:
Jokowi Ingin KPK Usut 34 Proyek Listrik Era SBY, Ini Komentar Demokrat
Ini Kata Jokowi-Kalla soal Pernyataan SBY
2. "Jangan Jadikan Agama Barang Murah untuk Mengejar Target Politik"
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai, hal tersebut tidak bisa dimungkiri mengingat momentumnya sangat dekat dengan penyelenggaraan pilkada serentak.
Menurut Lukman, agama memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan kerap memengaruhi dinamika politik.
"Sejak ratusan tahun lalu, bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang religius. Komunitas masyarakat yang tidak bisa memisahkan nilai-nilai keagamaan dari kehidupan keseharian. Kemudian, agama dengan berbagai paham yang muncul juga ikut memengaruhi dinamika politik," ujar Lukman di program Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV,Rabu (2/11/2016).
Baca selengkapnya di sini.
3. "Gara-gara Reaksi SBY soal 4 November, Semua Jadi Tahu..."
Demo yang digelar di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan itu bertujuan untuk menuntut proses hukum terhadap calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dituduh melakukan penistaan agama.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris menilai, reaksi SBY yang seolah dituduh mendanai demonstrasi itu justru membuat masyarakat tahu bahwa Presiden keenam RI itu memang memiliki kepentingan.
"Justru kalau dia klarifikasi sesuatu yang sumbernya tidak jelas, justru publik jadi tahu. Saya juga jadi tahu, tadinya kan enggak ngeh," kata Syamsuddin saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).
Simak selengkapnya di sini.
Baca juga: SBY dan Panasnya Pendopo Cikeas...
4. Perempuan Ini Tarik Perhatian Kampanye Agus di Kampung Pesing Koneng
Perempuan tersebut mengenakan baju putih lengan panjang dan berkalung sarung berwarna oranye, yang merupakan pakaian khas Betawi. Di samping perempuan itu ada seorang pria dengan penampilan serupa.
Beberapa warga yang melihatnya tak memalingkan pandangan. Bahkan ada yang memuji kecantikan perempuan tersebut.
Saat dikonfirmasi, juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, Rico Rustombi, mengatakan bahwa perempuan tersebut bernama Ghina Awli. Ghina merupakan kader dari Partai Demokrat.
"Iya, dia kader Demokrat," kata Rico saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Kamis.
Sementara itu, Ghina sendiri mengaku suka dengan cara kerja Agus. Dia pun mengaku hanya menjadi relawan dan tak mengerti soal politik.
Baca selengkapnya di sini.
5. "Ah, Nanti kalau Sudah Jadi Bakalan Digusur-gusur Juga"
"Ah, nanti kalau sudah jadi (gubernur) bakalan digusur-gusur juga," kata seorang bapak yang tinggal di Kelurahan Glodok dan Kelurahan Krukut, Kamis (3/11/2016).
Sindiran itu dikatakannya saat kunjungan cagub nomor tiga, Anies Baswedan, di Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.
Berbeda dengan bapak itu, tampak ibu-ibu justru menghampiri Anies untuk berfoto dan meminta dia berjanji. Janji yang diminta oleh warga adalah tidak ada penggusuran di tempat mereka tinggal, yakni di sepanjang aliran Kali Krukut.
"Pak Anies, jangan lupa ya, jangan digusur, cukup segini saja," kata seorang ibu.
Kepada warga, Anies mengatakan, penataan aliran sungai merupakan hal yang penting. Dia juga berjanji, jika pada akhirnya warga harus direlokasi, cara yang dipakai adalah cara yang manusiawi serta mengutamakan dialog.
Anies juga menilai, ada kemungkinan pemberian ganti rugi bila tanah atau bangunan yang ditertibkan berstatus hak milik yang jelas.
Simak berita selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.