JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto optimistis satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) yang baru saja dibentuk bisa mengembalikan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Dengan tumbuhnya iklim investasi, perekonomian Indonesia juga akan membaik.
Menurut Wiranto, praktik pungutan liar yang marak terjadi menjadi salah satu penyebab investor enggan melirik Indonesia sebagai lahan berbisnis.
(Baca: Tidak Ingin Dianggap Beretorika, Wiranto Perintahkan Satgas Saber Pungli Segera Bekerja)
"Menghapuskan pungli dari Indonesia berarti memberikan kepercayaan bagi investor dan masyarakat bahwa hukum dapat ditegakkan. Itu menjadi impact-nya," kata Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2016).
Wiranto menuturkan, selain mengembalikan kepercayaan investor, pembentukan satgas saber pungli merupakan bagian dari program reformasi hukum pemerintah untuk memulihkan kepercayaan publik, menciptakan keadian dan membangun kepastian hukum.
Pada tahap pertama, reformasi hukum difokuskan pada lima program priorotas yakni pemberantasan pungutan liar dan penyelundupan, percepatan layanan SIM, STNK, BPKB dan SKCK.
Lalu, relokasi lembaga pemasyarakatan serta perbaikan layanan hak paten merk dan desain.
Meski demikian, kata Wiranto, dibutuhkan waktu agar Saber Pungli benar-benar maksimal, efektif dan efisien dalam memberantas praktik pungutan liar demi tercapainya tujuan pemerintah tersebut.
Dia menekankan tim satgas harus segera menanggapi seluruh pengaduan masyarakat dan memberikan solusi konkret.
Saluran pengaduan harus dapat bekerja secara optimal, baik melalui website, SMS, maupun call center.
(Baca: Empat Pimpinan dan 224 Anggota Satgas Saber Pungli Dilantik)
Jangan sampai masyarakat menganggap pemerintah main-main atau sekadar beretorika karena laporannya tidak ditanggapi.
"Pengaduan masyarakat harus segera ditanggapi dan diberikan solusi. Saya mengharapkan saudara-saudara sekalian yang dilantik dan dikukuhkan pada hari ini siap untuk bekerja keras, kerja ikhlas, kerja tuntas dan kerjasama," ungkap Wiranto.
"Saya memahami perlu waktu untuk menyempurnakan berbagai hal. Namun hal itu jangan jadi alasan bagi kita untuk tidak mulai bekerja," tambahnya.