Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YPKKI: Literatur Mana Yang Menyatakan Vaksin Palsu Enggak Berdampak?

Kompas.com - 23/10/2016, 23:16 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjaja mempertanyakan dasar pernyataan bahwa vaksin palsu tidak akan berdampak pada tubuh.

Hal ini diungkapkan Marius dalam gelar kajian pakar kesehatan terhadap berkas pengaduan para keluarga korban yang diduga menjadi korban vaksin palsu, ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Sekaligus, mempertanyakan kejelasan pertanggungjawaban pemerintah mapun korporasi (rumah sakit) dalam penyelesaian beredarnya vaksin palsu yang meresahkan masyarakat.

Selain itu, ini juga merespons Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan jajarannya yang meyatakan bahwa vaksin palsu tidak menimbulkan efek samping untuk kesehatan anak.

(Baca: "Bu Menkes Mau Tidak Cucunya Diberi Vaksin Palsu?")

"Coba literatur mana yang menyatakan enggak apa-apa. Ini kami ingin mengcounter karena masyarakat menanyakan," ujar Marius di LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2016).

Marius mengaku melihat proses pembuatan vaksin palsu tersebut. Menurutnya proses pembuatannya terbilang tidak steril serta berbagai zatnya dicampur tidak dengan takaran seharusnya.

"Saya lihat peralatan yang disita di Bareskrim Polri dalam acara setengah tujuh pagi di Metro TV," kata dia.

"Vaksin palsu urusannya dengan racun. Ini saya lihat bagaimana pembuat seenak udelnya memasukan berbagai campuran. Dokter kalau mau bertindak saja harus dibersihkan, lha ini (vaksin) disuntikkan (ke tubuh)," tegas Marius.

Maka dari itu, lanjut Marius, pernyataan bahwa vaksin palsu tidak berdampak bagi anak patut disayangkan.

"Sangat saya sesalkan apalagi beliau kan dokter, spesialis," kata dia.

Sementara itu, Analisis Kajian YPKKI Indri RZD menyampaikan berdasarkan hasil kumpulan data dari sejumlah pihak yang ikut membantunya menunjukkan bahwa sejak 2013 hingga 2015 ada peningkatan keluhan dari para orangtua terhadap anak-anak yang menggunakan vaksin.

"Hasil kumpulan data teman-teman kemudian saya analisis, saya rinci, adanya keluhan yang dirasakan pasien selama dua tahun terakhir meningkat. ini ada apa," kata dia.

Dalam keterangan data diketahui sejumlah keluhan diantaranya penurunan daya tahan tubuh, dan berat badan anak-anak sulit meningkat.

Bahkan ada juga yang mengeluhkan tumbuh kembang anaknya jadi lamban dan belum bisa duduk, meski sudah berusia sembilan bulan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com