"Itu efek dari vaksin itu. Nah itu saya duga begini, apakah karna vaksin palsu atau apa karena vaksin (vairan) yang diisi di vaksin itu, kan kita enggak tahu. Tapi ini jadi dibantah kan mengapa (anak) jadi delay speed," kata dia.
(Baca: Menkes: 1.500 Anak Terkena Vaksin Palsu)
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, dampak vaksin palsu terhadap anak yang terpapar akan berbeda-beda tergantung kandungan di dalamnya.
Namun, umumnya vaksin palsu tidak menimbulkan efek berbahaya bagi penggunanya.
"Dari hasil uji lab kita ketahui hasilnya bahwa vaksin ini tidak ada isinya. Ada yang isinya kosong, ada juga yang isinya vaksin yang sama, tetapi kadarnya lebih rendah," ujar Maura melalui sambungan telepon dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (16/7/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.