Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisikan Gaib dan Penangkapan Peretas Videotron, Ini Berita Kemarin yang Patut Anda Simak

Kompas.com - 05/10/2016, 06:28 WIB

PALMERAH, KOMPAS.com – Peretas videotron yang menggunakannya untuk menayangkan film porno ditangkap polisi. Ia adalah seorang pekerja IT.

Berita penangkapan itu dan bagaimana polisi melacaknya menjadi berita menarik pada hari Selasa (4/10/2016) yang mungkin tidak sempat Anda baca.

Berita lain yang tak kalah menarik adalah pengumuman tim pemenangan Ahok-Djarot. Siapa saja yang menjadi anggotanya? Mengapa nama-nama tertentu seperti Nusron Wahid justru tidak masuk?

Berita selanjutnya menjelaskan bagaimana Google menampilkan saran pencarian “sungai bersih karena Ahok” meski pengguna menuliskan nama Foke.

Berita lain yang menjadi perbincangan karena mengusik akal sehat adalah alasan pelaku mutilasi yang membunuh anaknya karena mengaku mendapat bisikan gaib dan pengunduran Marwah Daud Ibrahim dari MUI karena membela Dimas Kanjeng yang bisa mendatangkan uang, juga secara gaib.

Berikut 5 berita kemarin yang sebaiknya Anda simak:

1. Peretas Videotron Tertangkap

Twitter Videotron di kawasan Jakarta Selatan yang diduga menayangkan video porno pada Jumat (30/9/2016) siang.
Polisi menangkap peretas videotron yang memuat tayangan pornografi di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2016) lalu. Pria tersebut berinisial SAR (24).

SAR merupakan karyawan perusahaan yang bergerak di bidang data analisis teknologi di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Ia merupakan ahli dalam bidang teknologi dan informasi.

Menurut pengakuan SAR, ia bisa meretas videotron tersebut karena saat ia lewat, videotron tersebut menampilkan nama pengguna dan kata sandi. Setelah itu, ia memfotonya dengan menggunakan telepon selulernya.

 Kemudian, setelah sampai di kantornya, ia membuka komputer dan mengakses nama pengguna dan kata sandi yang telah didapatkan. Setelah berhasil masuk, ia membuka situs film porno dan disambungkan ke videotron tersebut.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

2. Tim Pemenangan Ahok-Djarot Dirilis

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, usai menjalani cek kesehatan di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta, Sabtu (24/9/2016). Hari ini ketiga pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur menjalani pemeriksaan kesehatan, sebagai salah satu syarat mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017.
Susunan tim pemenangan bakal calon gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang berpasangan dengan bakal calon wakil gubernur, Djarot Saiful Hidayat, diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Selasa (4/10/2016) sore.

Tim itu beranggotakan kader empat partai politik pengusung serta relawan. Adapun empat partai politik pengusung Ahok-Djarot adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Nasdem, Partai Hanura, dan Partai Golkar.

Selain itu, ada nama Ruhut Sitompul, kader Partai Demokrat, yang menjadi juru bicara. Ia menjadi juru bicara bersama dengan artis Sophia Latjuba.

Bagaimana susunan tim pemenangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017? Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Alasan Google “Memihak” Ahok

Google Saat diminta mencari kata kunci sungai bersih karena Foke, Google menyarankan pengguna untuk mengganti nama Foke dengan Ahok.
Pekan lalu, bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkomentar bahwa bersihnya sungai di Jakarta sekarang ini merupakan buah dari program yang dicanangkan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2008 silam.

Tak semua orang setuju dengan Anies. Sejumlah netizen Tanah Air dengan setengah bercanda mengatakan bahwa Google pun tidak sependapat.

Sebagai “bukti”, mereka menyodorkan hasil pencarian “sungai bersih karena Foke (panggilan Fauzi Bowo)” di kolom mesin pencari Google.

Penulisan kata kunci itu langsung disambut Google dengan saran untuk mengganti nama “Foke” dengan “Ahok” alias Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta yang kini tengah menjabat.

Saran atau suggestion untuk mengganti keyword yang seolah menunjukkan bahwa Google ingin membantah pernyataan Anies itu kontan dijadikan guyonan di dunia maya.

Bagaimana Google melakukan itu? Baca penjelasannya di sini.

4. Bisikan Gaib untuk Korbankan Anak

Nursita Sari Rumah kontrakan MUD (28) yang menjadi tempat bayi berinisial A (1) dimutilasi hingga tewas di Kelurahan Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (2/10/2016).
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengungkapkan bahwa pelaku mutilasi bernama Mud (28) mengikuti ajaran tertentu sehingga menyebabkan dia mendapat "bisikan" untuk memutilasi anaknya A (1).

Iriawan menjelaskan, kemungkinan Mud tidak kuat mendalami "ilmu" tersebut sehingga dia mendapatkan bisikan-bisikan dan tega memutilasi bayinya.

"Ada bisikan-bisikan dari yang dia dengarkan, apabila ilmunya bisa sempurna, dia harus mengorbankan anaknya," ucapnya.

Mud (28) diduga memutilasi bayi laki-lakinya yang berinisial A (1) di kontrakannya di RT 04 RW 10 Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (2/10/2016). Selain itu, ia juga melukai kuping anak perempuannya, KLS (2).

Baca beritanya selengkapnya di sini.

5. Bela Dimas Kanjeng, Marwah Daud Mundur dari MUI

KOMPAS.com/Achmad Faizal Dimas Kanjeng Taat Pribadi, tersangka kasus penipuan.
Marwah Daud Ibrahim telah mengundurkan diri dari kepengurusan MUI. Pengunduran diri itu karena Marwah lebih memilih untuk membela Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin Taat Pribadi.

Di MUI, Marwah Daud menjabat Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga.

"Marwah Daud Ibrahim mengundurkan diri per 3 Oktober meski secara tertulis lewat pesan elektronik WhatsApp kami terima tanggal 4 Oktober. Nanti menyusul surat resmi," kata Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Najamuddin Ramly di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Menurut dia, dengan pengunduran diri itu berarti MUI sudah tidak memiliki hubungan secara kelembagaan dengan Marwah.

Dia mengatakan tindakan dan keyakinan Marwah untuk tetap membela Padepokan Dimas Kanjeng itu bersifat pribadi.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com