Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22.107 Personel Diterjunkan untuk Padamkan 260 Titik Panas di Sumatera dan Kalimantan

Kompas.com - 15/09/2016, 13:18 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 22.107 personil gabungan dan 24 helikopter dan pesawat diturunkan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, operasi ini dilakukan untuk pemadaman karhutla di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Berdasarkan pantauan satelit MODIS dengan sensor Terra Aqua milik NASA, terdapat 260 titik panas. Rincinya, 80 titik berada di Kalimantan Barat dan 66 titik di Kalimantan Tengah.

Sutopo menjelaskan, operasi pemadaman dilakukan dengan dua cara, yakni operasi darat dan udara.

Operasi pemadaman di darat mengerahkan 22.107 personil dengan rincian 3.849 personil di Riau, 5.209 personil di Jambi, 5.619 personil di Sumatera Selatan.

Lalu, 2.492 personil di Kalimantan Barat, 2.363 personil di Kalimantan Tengah dan 2.575 personil di Kalimantan Selatan.

"Operasi gabungan di darat dilakukan oleh personil dari TNI, Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran, dan Masyarakat Peduli Api," ujar Sutopo dalam rilis persnya, Kamis (15/9/2016).

Untuk operasi udara BNPB mengerahkan 24 helikopter dan pesawat guna melakukan water bombing dan hujan buatan. 

Sebaran 24 armada udara tersebut meliputi tujuh helikopter, dua pesawat water bombing dan satu pesawat Casa untuk hujan buatan di Riau serta satu helikopter water bombing di Jambi.

Adapun tiga helikopter water bombing jenis MI-8 buatan Rusia yang mampu membawa 4.000 liter sekali terbang dikerahkan di Sumatera Selatan.

Sedangkan di Kalimantan, sebanyak 10 pesawat dikerahkan, antara lain empat helikopter dan satu pesawat hujan buatan di Kalimantan Barat, empat helikopter di Kalimantan Tengah, dan satu helikopter Bolco di Kalimantan Selatan.

"BNPB menyiapkan tambahan tiga heli jika ada peningkatan luas kebakaran hutan dan lahan, yaitu 2 heli jenis Sikorsky dan MI-172 untuk Jambi dan 1 heli MI-172 untuk Kalimantan Barat," tambah Sutopo.

Secara umum, kata Sutopo, jumlah titik panas menurun 60 persen hingga September 2016 dibandingkan pada 2015 dalam periode yang sama.

Kebakaran hutan dan lahan pada 2015 menjadi yang terbesar karena membakar 2,61 juta hektar hutan dan lahan serta menyebabkan kerugian ekonomi 221 triliun rupiah.

Sedangkan, meski belum dilakukan perhitungan, Sutopo memastikan luas hutan dan lahan yang terbakar serta dampak kerugian ekonomi yang terjadi pada tahun 2016 jauh lebih kecil dibandingkan tahun 2015 lalu.

"Memang tidak mungkin menihilkan hotspot di seluruh wilayah Indonesia selama setahun karena terkait dengan perilaku dan kebiasaan membakar, baik di lahan gambut maupun mineral," tandas Sutopo.

Kompas TV Satgas Kebakaran Hutan Gerebek Markas Perambah Hutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com