Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayidiman, Jenderal yang Aktif Menulis

Kompas.com - 02/09/2016, 14:14 WIB

KOMPAS.com - Di usia 89 tahun, Sayidiman Suryohadiprijo, purnawirawan Letnan Jenderal TNI AD, masih aktif menulis. Bahkan, menurut penuturan anaknya, kerapkali di tengah malam, ayahnya bangun dan langsung menuju ruang kerja untuk menulis. Begitulah semangat dalam diri sang jenderal itu.

Saat berbincang dengannya, cobalah tanya kisah-kisah perjuangannya, maka cerita heroik segera meluncur dengan penuh semangat. Bahkan, beliau masih ingat nama-nama rekan seperjuangannya. Perlu diketahui, Sayidiman adalah salah satu Angkatan '45 yang masih hidup hingga sekarang.

Sayidiman, lulusan Akademi Militer Yogyakarta tahun 1948, ikut dalam perang kemerdekaan. Beliau juga terlibat dalam berbagai operasi keamanan dalam negeri, seperti Darul Islam, PRRI/Permesta, dan G30S.

Kariernya dimulai sebagai Komandan Peleton di Divisi Siliwangi dan menjadi Komandan Kompi dan Komandan Batalyon. Kemudian menjadi Komandan Resimen Taruna di Akademi Militer Nasional.

Pada 1968, Sayidiman diangkat sebagai Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Sulawesi Selatan, dilanjutkan sebagai Ketua Gabungan di Departemen Pertahanan dan Keamanan dalam bidang personel pada 1970. Selanjutnya, pada 1973 dia menjabat Deputi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.

Setahun berikutnya, Sayidiman menjadi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), sebelum akhirnya diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Jepang pada 1979. Sejak 2012 sampai sekarang, dia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Legiun Veteran RI.

Sayidiman telah mengikuti berbagai  pendidikan militer, baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain Kursus Perwira Lanjutan Infanteri di Bandung dan Sekolah Staf dan Komando di Hamburg, Jerman Barat. Pengalamannya dalam pendidikan dimulai setelah kembali dari Amerika Serikat pada 1952 dan turut membentuk Kursus Perwira Lanjutan Pertama Infanteri di Bandung.

Setelah itu, Sayidiman diikutsertakan dalam pendidikan di Akademi Militer Nasional/Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, serta Sekolah Staf dan Komando Gabungan dan Lemhannas.

Dok Penerbit Buku Kompas Buku Budaya Gotong Royong mengajak pembaca agar mengingat dan menghidupkan kembali budaya asli bangsa Indonesia, yaitu gotong royong
Gotong-royong

Buku Budaya Gotong Royong dan Masa Depan Bangsa merupakan buku ke-13 Sayidiman. Sebelumny, buah kreatifitas pikirannya yang sudah diterbitkan adalah buku Mengobarkan Api Pancasila pada 2014.

Buku Budaya Gotong Royong mengajak pembaca agar mengingat dan menghidupkan kembali budaya asli bangsa Indonesia, yaitu gotong royong. Sebab, selama ini budaya tersebut seperti ditelan bumi akibat pengaruh budaya dari luar yang menimbulkan sikap individualisme dan liberalisme.

Akibatnya, timbul sikap mementingkan diri sendiri, egoisme, pudarnya rasa tolong-menolong, kurang peduli, bahkan bersikap acuh tak acuh. Padahal, kodrat manusia adalah makhluk sosial, yang tak dapat hidup sendiri.

Satu sama lain manusia selalu berinteraksi karena saling membutuhkan sehingga diperlukan harmoni atau keselarasan antar-individu, bukan dominasi individu. Harmoni dalam kondisi perbedaan dalam kesatuan, kesatuan dalam perbedaan.

Di buku Sayidiman juga sangat menekankan Pancasila. Menurut beliau, Pancasila merupakan sumber pemersatu negeri. Sebab, nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila di dalamnya bukan hanya berlaku pada masa lalu, melainkan sekarang dan masa depan.

Pancasila merupakan jaminan bangsa, karena Pancasila digali dari akar-akar kehidupan masyarakat bangsa Indonesia oleh Bung Karno. Begitulah kata Sayidiman.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com