(Baca: Bentrok Sari Rejo, Komnas HAM Turun ke Medan)
Namun, menurut Pigai, setelah dilakukan pendalaman anggota TNI tersebut tidak bermaksud melecehkan agama. Ia hanya lupa lantaran tensi yang tinggi ketika bentrokan terjadi.
"Setelah kami cek anggota TNI yan masuk adalah muslim. Bukan agama lain, sehingga menurut kami dia lupa melepas alas kaki," tutur Pigai.
Kekerasan dan penganiayaan terhadap warga juga tidak hanya dilakukan di lokasi bentrokan.
Menurut Pigai, terdapat warga yang ditangkap dan diinterogasi di Markas Lanud Soewondo Medan. Saat bentrokan terjadi pun, aparat TNI AU tampak kalap, selain warga, wartawan media cetak dan elektronik tidak luput dari tindakan penganiayaan.
Bahkan salah satu wartawan hingga mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
"Adanya kekerasan terhadap dua jurnalis selain itu kamera dirampas dan lainnya sehingga menyebabkan salah seorang wartawan dirawat Intensif," ujarnya.
Bentrokan tersebut, menurut Pigai, diawali oleh aksi TNI AUyang secara sepihak mematok dan memalang jalan dikawasan dua unit rusun yang sedang dibangun. Rusun yang dibangun untuk prajurit TNI AU tersebut berada di lahan sengketa yang diklaim oleh warga.
"Masalah utamanya karena TNI AU melakukan pemalangan di atas lahan seluas 100 x 50 meter yang diklaim oleh warga diantaranya Singh dan Ginting. Pemalangan dilakukan di lahan yang mau dibangun rusun yang diharuskan segera selesai, sementara tiga bulan lagi tahun anggaran selesai. Itu memancing reaksi publik, sehingga melakukan demonstrasi," kata dia. (Tuafik Ismail)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.