1. Kasus pencabulan yang terungkap via broadcast
Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya meringkus AA (26), tersangka pencabulan terhadap siswi SMP berinisial AN (15).
Penangkapan tersebut dilakukan setelah pihak Kepolisian mendapatkan pesan berantai dari masyarakat yang melihat perlakuan cabul pelaku.
Kasus ini bermula dari broadcast yang tersebar di masyarakat bahwa ada seorang sopir yang melakukan perbuatan cabul pada siswi SMP di dalam mobil. Perbuatan cabul pelaku terekam oleh warga dan disebarluaskan.
Selengkapnya baca beritanya di sini.
Kericuhan terjadi di Universitas Trisakti pada Rabu pagi. Diduga, kericuhan tersebut terjadi lantaran akan dilantiknya rektor Universitas Trisakti yang baru, Edi Hamid, oleh Yayasan Trisakti.
Kejadian bermula pada pukul 03.00 WIB. Saat itu sekitar 30 orang dari pihak Yayasan Trisakti tiba di bagian luar kampus dan langsung masuk untuk mengeluarkan pihak sekuriti dari pihak rektor lama, yakni Thobi Muttis.
Polisi menangkap puluhan orang yang diduga preman di sekitar kampus. Mereka kedapatan membawa senjata tajam.
Selengkapnya baca di sini dan ikuti perkembangan beritanya dalam topik ini.
Dua gempa kuat terjadi di dunia. Pertama, gempa berkekuatan 6.4 Magnitude mengguncang Italia tengah pada Rabu pagi, di dekat Kota Perugia. Hingga Rabu malam 38 orang dilaporkan tewas. Baca beritanya di sini:
Gempa kedua terjadi di wilayah Myanmar dengan kekuatan 6,8 magnitudo. Satu orang dilaporkan tewas. Baca beritanya di sini.
Mantan anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi menjalani sidang perdana Rabu kemarin. Ia didakwa menerima suap sebesar Rp 2 miliar secara bertahap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Suap tersebut terkait pembahasan peraturan daerah tentang reklamasi di pantai utara Jakarta.
Ia juga didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang sebesar Rp 45 miliar. Uang tersebut tak pernah dilaporkannya dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
Ikuti berita-berita persidangan Sanusi dalam topik ini.
301 tahun lalu, astronom Inggris bernama Edmund Halley menjumpai fenomena aneh ketika Gerhana Matahari total berlangsung. Cuaca berubah. Ia mendeksripsikan, "Dingin dan lembab yang menyertai kegelapan memicu suasana horor."
Selama ratusan tahun, fenomena yang dijumpai Halley dan sebenarnya kerap dirasakan penduduk dunia saat gerhana tersebut menjadi misteri. Beragam penelitian dilakukan tetapi belum satu pun yang menghasilkan kesimpulan kuat yang membantu mengurai misteri.
Hasil penelitian baru mengungkap, udara memang lebih dingin saat terjadi Gerhana Matahari. Hal itu disebabkan oleh perubahan pada lapisan atmosfer pembatas Bumi, lapisan atmosfer terendah yang merentang dari permukaan bumi hingga di area pembentukan awan kumulus.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.