Dalam politik yang bertujuan mulia, lawan politik selalu berpotensi menjadi kawan seperjuangan mewujudkan cita-cita.
Sebenarnya, pertikaian antara Ahok dan para vokalis PDI-P mudah diselesaikan, mengingat alasan utama PDI-P mendukung Ahok adalah ideologi, pencalonannya sebagai proyek percontohan kebangsaan.
Kalau Ahok berhasil jadi Gubernur DKI Jakarta, ikatan primordial apa pun, bukan hambatan seseorang, siapa pun, menjadi pemimpin Ibu Kota asal membuktikan prestasinya kepada publik.
Alasan yang menganggap Ahok arogan, kasar, dan sebagainya terlalu sumir meruntuhkan cita-cita yang amat mulia.
Mencermati kisah itu, kepastian pencalonan pasangan kandidat PDI-P masih misteri, sampai batas akhir pendaftaran pilkada. Nasib rakyat menjadi taruhan perjudian politik.
Semoga romantika politik percintaan segitiga menghasilkan pilihan yang membahagiakan masyarakat DKI Jakarta, bukan memorakporandakan mimpi rakyat yang mendambakan hidup bahagia.
J Kristiadi, Peneliti Senior CSIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.