Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I Yakin Turki Tak Putuskan Hubungan Bilateral akibat Permintaan Tutup Sekolah

Kompas.com - 01/08/2016, 18:18 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Charles Honoris mengatakan, Pemerintah Turki tidak akan mengancam memutus hubungan dengan Indonesia terkait adanya sekolah yang diduga berafiliasi dengan jaringan Fethullah Gulen.

"Karena konsekuensinya terlalu besar apabila memang begitu (memutus hubungan bilateral)," kata Charles di Komplek Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Menurut Charles, hubungan antara Turki dan Indonesia sudah sangat panjang sejak era kepemimpinan Presiden Sukarno. Menurut dia, hubungan kedua negara sangat strategis.

"Hubungan dagangnya cukup bagus. Ini akan sangat merugikan Turki apabila mereka memutuskan hubungan bilateral. Karena dalam waktu dekat tidak menjadi isu lagi," ucap Charles.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap sembilan sekolah yang disebut pemerintah Turki terkait organisasi Teroris Fethullah (FETO).

Muhadjir mengakui, hingga 2015, sekolah-sekolah itu masih bekerja sama dengan organisasi Fethullah Gullen, yang belakangan dituduh terlibat upaya kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Turki.

(Baca juga: Tolak Permintaan Turki, Mendikbud Pastikan 9 Sekolah Tak Akan Ditutup)

Namun, saat ini kerja sama tersebut sudah selesai dan sekolah-sekolah itu sudah berdiri dengan yayasan sendiri.

Ia juga memastikan hubungan sembilan sekolah itu dengan FETO tak lantas membuatnya mengajarkan hal yang salah, apalagi yang terkait dengan terorisme.

"Pihak sekolah sangat marah dia, apalagi dituduh sarang teroris konyol sekali itu tuduhan-tuduhan. Enggak ada sama sekali tanda-tanda kekerasan, tanda-tanda teror di sana," kata Muhadjir di Jakarta, Senin (1/8/2016).

Kedutaan Besar Turki telah mengeluarkan rilis yang meminta Pemerintah RI melakukan penutupan sekolah-sekolah terkait dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).

FETO merupakan sebutan Pemerintah Turki untuk para pengikut Fethullah Gulen, seorang ulama yang dituding Erdogan sebagai dalang aksi percobaan kudeta militer yang terjadi di Turki, beberapa waktu lalu.

Dalam rilis tersebut ada sembilan sekolah yang diduga terkait dengan jaringan Gulen. (Baca: Turki Sebut 9 Lembaga Pendidikan di Indonesia Terkait Kelompok Fethullah Gulen

Di antaranya Pribadi Bilingual Boarding School, Depok, Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual School, Tangerang Selatan.

Selain itu, Semesta Bangsa Bilingual Boarding School, Semarang, Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, Yogyakarta, Sragen Bilingual Boarding School, Sragen, Fatih Boy's Shool, Aceh, Fatih Girl's School, Aceh, Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.

(Baca juga: Menlu Yakin Turki Hormati Keputusan Indonesia Tolak Tutup 9 Sekolah)

Kompas TV 9 Sekolah dan 1 Universitas Dituding Terkait Feto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com