Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Minta Sekolah Ditutup, Anggota Komisi X DPR Sebut Kedaulatan Pendidikan Tak Bisa Diganggu

Kompas.com - 31/07/2016, 13:18 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Reni Marlinawati menilai, permintaan pemerintah Turki untuk menutup sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia berlebihan.

Turki meminta Pemerintah Indonesia menutup sekolah tersebut karena dinilai berafiliasi dengan Fethullah Teroris Organsiation (FETO).

FETO merupakan sebutan Pemerintah Turki untuk para pengikut Fethullah Gulen, seorang ulama yang dituding Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai dalang aksi percobaan kudeta militer yang terjadi di Turki, beberapa waktu lalu.

"Pemerintah Indonesia harus hati-hati terkait permintaan tersebut," kata Reni dalam keterangan tertulis, Minggu (31/7/2016).

(Baca juga: Saat Sekolah Berprestasi Dituding Terkait Kelompok Fethullah Gulen)

Reni mengatakan, sekolah-sekolah yang dituding berafiliasi dengan FETO tersebut didirikan yayasan berbentuk badan hukum yang izinnya dikeluarkan Pemerintah Indonesia.

Sementara itu, pembangunan sekolah dilakukan berdasarkan SK Kepala Daerah.

Menurut Reni, sejak 10 November 2015 sekolah tersebut tidak lagi berafiliasi dengan Gulen.

Kata dia, sekolah tersebut masuk kategori sekolah pendidikan kerjasama atau sekolah internasional yang berada di bawah Kemendikbud.

"Dengan kata lain, sekolah-sekolah tersebut tidak lagi memiliki afiliasi terhadap Turki," ucap Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan itu.

Reni menilai, jika sekolah tersebut ditutup, maka akan memiliki dampak yang tidak sederhana bagi siswa, guru, maupun orangtua.

Ia berharap dampak negatif yang muncul apabila sekolah tersebut ditutup bisa menjadi pertimbangan pemerintah.

"Persoalan ini erat terkait dengan kedaulatan pendidikan kita. Kedaulatan pendidikan kita tidak bisa diganggu oleh siapa pun," ujar Reni.

(Baca juga: Kepala Sekolah Semesta Semarang: Tudingan Turki Fitnah Luar Biasa)

Kedutaan Besar Turki telah mengeluarkan rilis yang meminta Pemerintah RI melakukan penutupan sekolah-sekolah terkait dengan jaringan FETO. 

Dalam rilis tersebut ada sembilan sekolah yang diduga terkait dengan jaringan Gulen.

Kompas TV Turki Minta SMA Banua Boarding School Minta Sekolah Tutup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com