Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisioner Baru KPI Diharapkan Utamakan Moral di Atas Modal

Kompas.com - 21/07/2016, 07:26 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Sukamta berharap, sembilan komisioner terpilih Komisi Penyiaran Umum (KPI) mampu menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

Terutama mementingkan kepentingan moral ketimbang kepentingan pemodal atau pemilik industri penyiaran.

"Kami harapkan mereka memegang teguh amanat tersebut, lebih mengutamakan kepentingan moral di atas kepentingan modal," kata Sukamta melalui keterangan tertulis, Rabu (20/7/2016).

Sukamta menambahkan, dalam Pasal 3 UU Penyiaran disebutkan bahwa tujuan penyiaran di antaranya adalah terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu, lanjut dia, nilai dan moral harus dinomorsatukan dalam mengawasi dunia penyiaran sebab penyiaran turut andil dalam membentuk wajah generasi bangsa 10 bahkan 20 tahun ke depan.

"Penyiaran juga ditujukan untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Makanya perlu diawasi agar industri penyiaran selalu sehat," tutur Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.

Sukamta berharap, sembilan sosok pimpinan baru  KPI tersebut mampu bekerja segiat mungkin sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang ada. "Kapasitas dan integritas mereka akan diuji dalam tiga tahun ke depan," kata dia.

Diragukan

Direktur Remotivi Muhamad Heychael menilai komisioner KPI tidak memiliki rekam jejak yang cukup untuk menjabat selama tiga tahun masa kepengurusan KPI 2016-2019. Menurut dia, komisioner KPI kurang berpengalaman dalam bidang media dan penyiaran.

"Jadi kami sulit menilai apa pertimbangan DPR," kaya Heychael saat dihubungi Kompas.com.

Menurut Heychael, calon komisioner yang memahami media dan penyiaran justru tidak lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan. Remotivi akan membuat pernyataan sikap dan memantau kinerja komisioner KPI dalam enam bulan ke depan.

Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan sembilan nama komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2016-2019 yang telah lolos dari proses uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR.

Berikut sembilan anggota KPI 2016-2019 dan latar belakangnya;

1. Nuning Rodiyah (Konsultan Manajemen Komunikasi dan Pelayanan Publik Kualita Prima)
2. Sudjarwanto Rahmat Muhammad Arifin (Komisioner KPI Pusat - terpilih kembali)
3. Yuliandre Darwis (Dosen Komunikasi)
4. Ubaidillah (Komisioner KPI Daerah DKI Jakarta)
5. Dewi Setyarini (Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Lokal/LPPL Radio Purbalingga)
6. H Obsatar Sinaga (Dosen dan Wartawan)
7. Mayong Suryo Laksono (Wartawan)
8. Hardly Stefano Fenelon Pariela (Konsultan Ahli Bidang Manajemen dan Kebijakan Publik Kualita Prima)
9. Agung Suprio (Dosen, Anggota Centre for Electoral Reform/CETRO)

Kompas TV Komisi I DPR Pilih 9 Nama Anggota KPI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com