Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan di Pundak Tito Karnavian

Kompas.com - 24/06/2016, 17:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Muda, berprestasi, dan memiliki latar belakang akademik tinggi menjadi modal Komisaris Jenderal Muhammad Tito Karnavian sebagai Kepala Kepolisian Negara RI ke-23. Tiga modal itu menghadirkan harapan baru bagi publik atas kehadiran wajah baru Polri yang humanis dan profesional.

Tentu butuh kerja keras untuk mewujudkan harapan publik tersebut. Pasalnya, masalah seputar citra kepolisian di tengah masyarakat sudah menjadi persoalan sejak lama.

Bahkan, masalah wibawa dan citra Polri telah menjadi salah satu bahan pengarahan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata M Jusuf dan Presiden Soeharto pada 1978.

Terdapat dua hal yang menjadi penyebab, yaitu menurunnya kemampuan teknis profesionalitas kepolisian dan kurang responsifnya Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Awaloedin Djamin, 2016).

(Baca: Tito Karnavian dan Langkah Mulusnya Menuju Trunojoyo-1...)

Namun, Tito punya modal untuk mewujudkan harapan publik tersebut. Citra polisi yang lebih humanis sudah pernah ditunjukkan Tito ketika menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya (Juni 2015- Maret 2016).

Siapa yang tidak ingat slogan polisi internasional atau Interpol, yaitu "Turn Back Crime", yang kini justru dikenal publik sebagai milik Polda Metro Jaya.

Berbagai cendera mata bertuliskan slogan itu, mulai dari kaus, jaket, topi, hingga gelang, laris diburu. Publik pun tidak segan menggunakan atribut itu sebagai bagian identitas kepolisian.

Tak hanya itu, Polda Metro Jaya di bawah kepemimpinan Tito juga menghadirkan logo baru kepolisian, yakni satu sosok polisi kartun yang tersenyum sembari memberikan hormat.

Logo itu terpasang di semua kantor kepolisian, mulai kepolisian subsektor hingga kepolisian resor. Karikatur polisi bersahabat itu seakan menggantikan identitas kantor polisi dengan logo Tri Brata Polri.

(Baca: Tito Karnavian, Jenderal Bintang Tiga Termuda dengan Segudang Prestasi)

Pencapaian cemerlang di level polda dan satuan khusus, seperti Datasemen Khusus 88 Antiteror, membuka peluang bagi Tito untuk meraih prestasi terbaik ketika menjadi orang nomor satu di institusi Polri.

Peluang keberhasilan itu makin terbuka karena mengurusi jabatan Kapolri, bukanlah hal baru bagi Tito.

Ia pernah menjadi sekretaris pribadi Kapolri Jenderal (Pol) Dibyo Widodo serta sempat pula menjadi Asisten Perencanaan Polri pada masa kepemimpinan Jenderal (Pol) Sutarman hingga pada tiga bulan pertama era Badrodin.

Dengan rekam jejak itu, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hermawan Sulistyo, menilai, Tito mengetahui dengan baik permasalahan internal Polri. Kini, Tito hanya perlu memiliki keberanian untuk melakukan reformasi internal seperti yang direncanakannya.

(Baca: Kisah Tito Karnavian, Pemuda Cerdas dari Palembang yang Pilih Jadi Polisi)

"Apakah ia punya nyali? Sebab, kebijakan reformasi internal itu akan bertabrakan dengan sejumlah kepentingan, mulai dari para seniornya hingga anggota DPR yang memiliki kuasa untuk mengatur anggaran Polri," ujar Hermawan di dalam acara Satu Meja di Kompas TV yang dipandu Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Rabu (22/6) malam.

Turut hadir sebagai pembicara dalam acara itu adalah Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Erma Suryani Malik, serta Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Benedictus Bambang Nurhadi.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com