Kepolisian demokratis
Menurut Hermawan, Tito perlu mengubah budaya di lingkungan sumber daya manusia Polri. Tito perlu mewujudkan kepolisian demokratis, yaitu kepolisian yang menjalankan prinsip-prinsip demokrasi, tetapi tidak tenggelam dalam bagian demokrasi.
Haris Azhar berpendapat, indikator keberhasilan reformasi Polri berada di tangan masyarakat. Tito harus mampu memastikan sejumlah program yang dicanangkan dapat dilaksanakan oleh jajaran kepolisian di lapangan.
Haris berharap, Tito juga memiliki keberanian menghentikan sejumlah dugaan kasus kriminalisasi yang melibatkan masyarakat sipil, termasuk aktivis anti korupsi. Polri juga harus tegas menolak titipan kasus yang diajukan pejabat negara.
"Masyarakat sering melihat ketidakadilan yang dilakukan polisi. Pak Tito harus tunjukkan keadilan bagi semua pihak atas dasar hukum," katanya.
Erma Suryani Malik mengatakan, sebagai Kapolri, Tito diharapkan memastikan terwujudnya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Alhasil, melalui prinsip itu dapat dihasilkan petugas kepolisian di lapangan yang profesional dan tidak menyimpang.
Menurut Benedictus Bambang Nurhadi, Polri memiliki sistem yang menjunjung prinsip demokrasi. Karena itu, Polri memerlukan sosok pemimpin yang berkomitmen menjalankan prinsip itu.
Akhirnya, tantangan reformasi Polri yang diinginkan Tito tidak hanya berasal dari internal, tetapi hambatan terbesar berasal dari lingkungan masyarakat.
Menurut Hermawan, kepolisian bukan bagian terpisah dari masyarakat sehingga kondisi masyarakat dan pejabat negara yang masih buruk juga memengaruhi kondisi kepolisian.
Seperti dikatakan Jenderal dan Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte (1769-1821), "Seorang pemimpin adalah pemberi harapan", maka penunjukan Tito telah memenuhi unsur seorang pemimpin yang dikatakan Sang Kaisar.
Ya, Tito telah menghadirkan angin segar dan harapan baru agar Polri semakin humanis dan profesional.
*Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Juni 2016, di halaman 8 dengan judul "Harapan di Pundak Tito Karnavian".*
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.