JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian belum mengambil sikap terkait pernyataan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tolikara, Feri Kagoya soal bentrok di Tolikara yang terjadi sejak awal April lalu.
Setelah ditinjau langsung ke lapangan, ternyata bentrok antara dua distrik sebagaimana yang disampaikan Feri, tidak benar.
"Untuk melakukan langkah lebih lanjut, perlu kami komunikasikan dengan pihak terkait, pihak Pemda, untuk kita lakukan penelusuran lebih lanjut " ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Agus Rianto, Senin (25/4/2016).
Agus mengatakan, Feri mendapatkan informasi dari keluarganya yang berada di Tolikara. Keluarga Feri pun mendapatkan informasi itu dari orang lain lagi, sehingga belum bisa dipastikan kebenarannya.
Kemungkinan, Feri belum melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan langsung menyebarluaskan.
(Baca: Polri Bantah Ada Bentrok di Tolikara yang Sebabkan Kebakaran dan Korban Tewas)
"Yang jelas konflik itu tidak benar. Makanya saya juga tidak tahu kenapa bapak Feri menyebarkan info seperti ini karena informasi tersebut menyesatkan dan tidak bagus untuk kita sebarkan ke masyarakat," kata Agus.
Agus meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan pemberitaan tersebut. Saat ini, Mabes Polri tengah menunggu informasi lebih lanjut dari Kapolres dan Kapolda setempat terkait langkah lrbih lanjut di sana.
"Nanti kami lihat lah. Teman-teman di Papua pasti akan melakukan langkah-langkah lebih lanjut," kata Agus.
Sebelumnya, diberitakan bentrok antara Distrik Gika dan Panaga di Tolikaraa menyebabkan 95 rumah terbakar, satu korban jiwa, dan puluhan orang luka-luka.
(Baca: 95 Rumah Terbakar akibat Konflik di Tolikara, 1 Orang Tewas)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengaku mendapatkan informasi adanya bentrok di Tolikara dari BPBD setempat.
Menurut dia, penyebab konflik sosial ini adalah persoalan pembagian bantuan dana Respek yang dinilai tidak adil antardistrik.
Sutopo menilai tercatat satu orang meninggal dunia, atas nama David Manipo (24). Selain itu, 17 orang luka berat dan 15 orang luka ringan.
Adapun kerugian materi berupa 95 rumah terbakar. Dia menambahkan, banyak masyarakat yang mengungsi ke distrik lain. Namun, BPBD Tolikara berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi, meskipun kendala di lapangan adalah medan yang sangat berat.
"Selain itu juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak, dan kehilangan harta benda, yang mana kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD," ujar Sutopo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.