Bertambah
Di tengah berbagai kendala itu, jumlah buronan yang ditangkap terus bertambah setiap tahun. Berdasarkan data dari laman Kejaksaan Agung, ada delapan buron yang ditangkap pada 2011.
Pada 2012, buron yang terjaring bertambah menjadi 50 orang. Lalu sebanyak 63 orang ditangkap pada tahun 2013.
Berturut-turut dari 2014 dan 2015, kejaksaan menjebloskan sebanyak 80 buronan dan 86 buronan ke dalam bui. Dari jumlah tangkapan tersebut, 60 persen merupakan koruptor.
"Tidak mudah memang, tetapi kami terus berupaya menangkap para buron. Tidak sekadar orangnya, tapi juga asetnya. Kerja sama dengan negara-negara lain, terutama di ASEAN sudah dijalin," ujar Prasetyo.
Peneliti dari Indonesia Corruption Watch, Aradila Caesar, menuturkan, masalah hukum antarnegara memang kerap menghambat para penegak hukum menangkap buronan, terutama buronan kelas kakap yang punya kekuatan dan posisi tawar di negara tempatnya bersembunyi.
Guna mengatasi hal itu, perlu komitmen dan keseriusan dari aparat penegak hukum dan instansi terkait. Pasalnya, buronan kelas kakap yang melenggang bebas di negeri orang dan memiliki aset yang tidak terduga jumlahnya, saat ini masih banyak. (RIANA A IBRAHIM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.