AMBON, KOMPAS.com — Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, perubahan dan kompetisi global selama ini terjadi sangat cepat.
Belum selesai Indonesia mengantisipasi krisis Yunani 2008, terjadi depresiasi Yuan. Depresiasi Yuan masih menyisakan dampak, kenaikan suku bunga The Fed kemudian terjadi.
"Untuk mengantisipasi itu dalam era keterbukaan ini, perbaikan dan pembenahan di semua sektor harus dilakukan," ujar Jokowi dalam sambutan peresmian Jembatan Merah Putih di Kota Ambon, Maluku, Senin (4/4/2016).
Menurut Jokowi, ada tigal hal yang bisa membuat Indonesia jadi pemenang dalam kompetisi global dan internasional.
Pertama, deregulasi. Pemerintah pusat dan daerah harus melakukan hal ini. Jika tidak, melakukan hal yang sama akan menjadi sesuatu yang percuma karena tidak ada hasilnya.
Perubahan yang cepat seperti itu, menurut Jokowi, membutuhkan payung hukum semacam peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP), peraturan gubernur (pergub), dan peraturan daerah (perda).
Namun, regulasi seperti itu seharusnya mempercepat untuk bertindak jika terjadi sesuatu.
Jadi, bukan seperti yang sekarang dihadapi Indonesia. Aturan regulasi saja sebanyak 42.000, sementara perda bermasalah di Kementerian Dalam Negeri berjumlah 3.000 lebih aturan.
"Kecepatan bergerak dan memutuskan terhambat aturan yang kita buat sendiri," ucap Jokowi.
Jokowi juga berpesan, kalau membuat aturan, hal itu harus betul-betul bisa mendorong percepatan, bukan yang menjerat dan menghambat.
Karena itu, Jokowi berencana menghapus 3.000 perda dan regulasi lain yang menyulitkan dan menghambat.
"Kita harus cepat bergerak, cepat bertindak dan memutuskan," ujar dia.
Hal kedua adalah percepatan pembangunan infrastruktur. Di mana pun, kalau infrastrukturnya jelek, tidak akan ada investasi yang masuk dan berkembang.
Misalnya, ada investasi masuk ke Maluku untuk industri besar, tetapi pelabuhan belum siap. "Fokus dan prioritas pada infrastruktur (adalah) wajib," kata dia.
Jadi, pembangunan jembatan, bandara,dan jalan sudah merupakan prasyarat yang tidak bisa ditawar lagi.
Ketiga, mengenai sumber daya manusia. Misalnya, dalam hal Blok Masela, yang akan mulai dikerjakan dalam 8 tahun mendatang semestinya menyerap SDM asal Maluku.
"Saya sudah kalkulasikan di darat karena multiplier effect-nya lebih besar," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, jangan sampai SDM untuk mengelola Blok Masela lebih banyak dari pihak luar. Daerah harus menyiapkan SDM sehingga tak ada lagi alasan untuk berkelit.
"Tiga hal ini akan menjadikan kita pemenang dalam kompetisi global," tutup Jokowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.