Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Mereka yang Membunuh Tuhan

Kompas.com - 30/03/2016, 07:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Suatu pagi dalam sebuah perjalanan, anak sulung saya yang berusia 10 tahun duduk terpekur di kursi depan di samping saya memandangi jalanan dari kaca mobil di sisi kirinya. 

Kami sedang menikmati perjalanan dalam diam. Tiba-tiba ia bergumam, “Seandainya agama itu tidak ada dan semua orang menyembah Tuhan yang satu.”

Saya sontak menoleh dan menyahut, “Terus, apa yang akan terjadi kalau begitu?”
“Dunia akan damai,” jawabnya.
“Kenapa kamu tiba-tiba berpikir soal agama,” tanya saya
“Ya, berpikir sendiri aja. Otakku ini tidak pernah berhenti berpikir.”
“Kamu habis baca buku apa sih?” saya bertanya penasaran.
“Enggak habis baca apa-apa. Berpikir sendiri aja,” kata dia.

Saya lalu bercerita padanya tentang John Lennon, lelaki dengan kacamata bundar di atas hidungnya. Saya katakan, dia tidak sendirian yang berpikir tentang dunia yang damai.  

Tahun 1971 Lennon menciptakan lagu Imagine. Lagu itu bercerita tentang mimpi Lennon akan dunia yang damai, dunia yang tidak ada perselisihan, semua orang hidup bersama sebagai saudara. 

Ada banyak orang di dunia ini yang punya mimpi yang sama dengan Lennon, kata saya. Mimpi akan perdamaian dan dunia yang satu dengan manusia yang hidup di dalamnya sebagai saudara tanpa sekat-sekat agama atau suku bangsa adalah mimpi dan perjuangan umat manusia sepanjang zaman.

“Lho, kenapa John Lennon ditembak orang kalau dia punya mimpi yang baik,” bocah itu menyergah cerita saya.

“Waduh, kamu tahu dari mana John Lennon mati ditembak? Bagian itu nanti ceritanya bersambung ya. Papa cari dulu ceritanya itu bagaimana.” 

Saya lupa cerita detail tentang Lennon yang mati ditembak. Berselancarlah saya mencari informasi soal Lennon...dan beragam kerumitan muncul di kepala saya.

***

Lennon tidak ditembak karena mimpinya akan perdamaian dunia. Ia ditembak oleh seorang penggemarnya yang gila, Mark David Chapman. Lennon tersungkur di depan apartemennya di Dakota, New York, Amerika Serikat, 8 Desember 1980.

Imagine, mimpi Lennon dalam lagunya itu, kerap diartikan sebagai pernyataan anti-agama dan Tuhan. Dalam liriknya, Lennon membayangkan andai saja dunia ini tidak ada surga, tidak ada neraka, juga tidak ada agama. 

Surga dan neraka, menurut Lennon, malah jadi petaka hidup manusia. Mimpi Lennon tentu saja dianggap tabu oleh orang-orang yang menyebut diri mereka saleh. Lennon dicap sebagai ateis, tak percaya pada Tuhan.

Apakah Lennon ateis atau bukan tidaklah penting. Mimpinya tentang perdamaian adalah mimpi universal, mimpi mereka yang bertuhan atau tidak bertuhan.  

Agama barangkali hanya diperlukan bagi mereka yang membutuhkanya. Untuk berbuat baik tidak selalu orang butuh agama, yang diperlukan hanya empati dan welas asih. Ia tidak berbungkus agama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com