Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangga Akan Pilkada Serentak, Wapres Inginkan Perbaikan

Kompas.com - 12/01/2016, 18:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa bangga karena pemilihan kepala daerah serentak yang digelar kali pertama pada 2015 berlangsung aman. Meski demikian, Kalla meminta adanya perbaikan pada Pilkada 2017.

Hal itu disampaikan oleh Kalla setelah menerima hasil evaluasi pemilihan kepala daerah serentak 2015 dari Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu. Hasil evaluasi itu langsung diserahkan oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik dan Ketua Bawaslu Muhammad.

"Otomatis ini akan mendapat perbaikan-perbaikan," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Menurut Wapres, masih ada beberapa masalah dalam penyelenggaraan pilkada tahun lalu. Salah satunya adalah penundaan pemungutan suara di lima daerah karena berbagai hal.

"Kenyataannya kan baik. Ada satu dua daerah itu, ya itu diselesaikan oleh pihak keamanan. Namun, dari sisi penyelenggaraan, saya kira kita berbangga bahwa negara yang begitu banyak pilkadanya dapat (melangsungkan hal itu dengan) aman," kata Kalla.

Sementara itu, Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan bahwa KPU melaporkan perkembangan terakhir penyelenggaraan pilkada yang sekarang prosesnya ada di Mahkamah Konstitusi (MK).

Saat ini, ada 147 gugatan calon kepala daerah yang tidak mendapatkan perolehan suara tertinggi dalam pilkada.

Selain menyampaikan laporan itu, Husni juga melaporkan bahwa masih ada lima daerah yang urung menggelar pilkada serentak. Kelima daerah tersebut adalah Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Pematangsiantar (Sumatera Utara), Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara), Kota Manado (Sulawesi Utara), dan Kabupaten Fak-fak (Papua Barat).

Ketua Bawaslu Muhammad menyebutkan, Bawaslu hanya menyiapkan laporan terkait sengketa hasil pilkada ke MK.

"Bawaslu itu juga tidak otomatis setiap kasus diberi kesempatan bersaksi. Tergantung kebutuhannya MK," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com