Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hanya Kepergian Bambang Widjojanto yang Diantarkan KPK?

Kompas.com - 18/12/2015, 18:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumat (18/12/2015) sore, seratusan orang membentangkan spanduk bertuliskan #JemputBW di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mereka hendak menjemput mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, yang sudah merampungkan tugasnya memimpin lembaga anti-korupsi itu. Bahkan, seratusan pegawai KPK tampak turut pula mengantar mantan advokat itu hingga ke lobi gedung KPK.

Massa yang terdiri atas sejumlah pegiat antikorupsi itu sesekali meneriakkan nama Bambang. Beberapa dari mereka juga membawa selembar kertas tebal bergambar wajah Bambang.

Prosesi penjemputan itu terlihat dikhususkan untuk Bambang. Padahal, masih ada tiga pimpinan KPK lain yang juga purna-tugas pada 16 Desember 2015.

Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati membantah bahwa pihaknya "pilih kasih" terhadap pimpinan KPK.

(Baca: 4 Pimpinan Pensiun Hari Ini, KPK Dipimpin Ruki, Johan, dan Indriyanto)

Yuyuk mengatakan, para pegawai sebelumnya sudah melakukan acara perpisahan dengan pimpinan lainnya, yaitu Abraham Samad, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnain.

"Kemarin sudah sama Pak AS, Pak Zul, Pak Pandu ketemu sama kita. Sudah ada perpisahan. Waktu itu, Pak BW berhalangan datang," kata Yuyuk.

Yuyuk mengatakan, aksi #JemputBW diinisiasi oleh rekan-rekan BW sesama aktivis dan sejumlah pegiat antikorupsi. Kemudian, para pegawai KPK juga diajak dalam aksi tersebut.

"Mereka mau menjemput Pak BW, dan mereka membuat simbolisasi itu, ya silakan saja," kata Yuyuk.

(Baca: Kapolri Minta Kasus Bambang Widjojanto Jalan Terus sampai Pengadilan)

Dalam sambutannya di hadapan para pegawai dan aktivis, Bambang berpamitan dan menyampaikan terima kasih atas dukungan sejumlah pihak yang membuatnya kembali bangkit.

"Atas nama pribadi dan mantan pimpinan KPK, saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kerja sama selama jadi pimpinan KPK," ujar Bambang.

Bambang meminta maaf atas perilaku yang mungkin tidak dapat diterima selama memimpin KPK. Ia berharap, pimpinan pasa masa selanjutnya dapat bertindak lebih baik dalam membawa diri, dan juga memimpin KPK.

(Baca: Wakil Ketua Nonaktif KPK: Nama Saya Jadi Bambang "Dullah" Widjojanto)

"Saya meyakini, pimpinan selanjutnya bisa bekerja lebih baik," kata Bambang.

Bambang mengatakan, setelah melepaskan jabatannya, ia akan kembali ke masyarakat dan menggeluti dunianya sebelum menjadi pimpinan KPK.

Sebelumnya, Bambang merupakan advokat di Lembaga Bantuan Hukum dan aktivis yang terbilang kritis.

"Saya akan berdedikasi untuk kepentingan masyarakat dan, seperti senior pendahulu-pendahulu saya, saya ingin jadi 'pandita', berbagi dan memberi untuk kepentingan masyarakat," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com