"Pertanyaan saya, apa yang Anda laporkan kepada Presiden dalam bentuk memo ini berbeda dengan yang dilakukan Menteri ESDM?" tanya Akbar.
"Silakan tanya saja ke Menteri ESDM," ujar Luhut yang enggan menjelaskan lebih rinci.
"Artinya, ada ketidaksinkronan dalam pemerintah sendiri ya," cecar Akbar lagi.
"Saya koreksi, sarat staf presiden bisa berbeda di lapangan, tapi pada akhirnya keputusan ada di presiden. Jadi, berbeda bukan berarti pecah," ucap Luhut dengan intonasi tinggi.
Mendapat respons dari Luhut seperti itu, Akbar memilih mencari pertanyaan lain.
Di dalam persidangan kali ini, MKD menggali informasi dari Luhut karena nama Luhut disebut sebanyak 66 kali dalam percakapan antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin.
Namun, Luhut lebih banyak menjawab "tidak tahu" dan "tidak ambil pusing" soal penyebutan namanya itu.
Sesekali, Luhut bahkan memberikan penegasan soal sikapnya yang loyal kepada Presiden Jokowi dengan latar belakangnya sebagai prajurit TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.