Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Memberatkan OC Kaligis...

Kompas.com - 10/12/2015, 08:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus dugaan suap Otto Cornelis Kaligis dituntut 10 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum.

Jaksa menilai, tuntutan itu diajukan karena selama persidangan, Kaligis tidak pernah menyesali perbuatannya.

Kaligis pun dianggap memberi pernyataan yang berbelit-belit.

Meski selalu mengelak, saksi yang dihadirkan dalam persidangan mendukung dakwaan bahwa Kaligis menyuap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara.

Suap tersebut ditujukan agar PTUN mengabulkan gugatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara atas pengujian kewenangan Kejati Sumatera Utara terkait penyelidikan tentang terjadinya dugaan tindak pidana korupsi dana bantuan sosial (bansos), bantuan daerah bawahan (BDB), bantuan operasional sekolah (BOS), tunggakan dana bagi hasil (DBH), dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumut.

1. Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putro
Tripeni mengaku adanya pemberian uang dari Kaligis. Ia menyebutkan, ada tiga amplop dari Kaligis yang berisikan 15.000 dollar AS dan 5.000 dollar Singapura.

Dua amplop diserahkan langsung oleh Kaligis, sedangkan satu amplop lagi diterima melalui Gary.

Tripeni mengaku tak kuasa menolak pemberian Kaligis karena sungkan.

"Ewuh pakewuh, Yang Mulia. Beliau kan senior. Mau langsung tolak, saya enggak tega," ujar Tripeni.

Ia menyatakan penyesalannya menerima uang dari Kaligis. Tripeni menyadari bahwa menerima pemberian uang dari Kaligis saat berkonsultasi gugatan perkara merupakan hal yang salah.

"Dengan terjadinya peristiwa ini, saya sangat menyesal dan menyebabkan saya tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya," ujar Tripeni.

2. Hakim Amir Fauzi
Hakim Amir Fauzi juga mengaku adanya penerimaan uang dalam amplop yang diselipkan di buku.

Amplop tersebut berisi uang sebesar 5.000 dollar AS yang diberikan Kaligis melalui Gary.

"Kemudian, Gary meletakkkan buku berisi amplop di jok belakang (mobil), bilang 'Ini dari Pak OC''" kata Amir.

Amir juga sempat mengamankan amplop pemberian Kaligis dari kamar kosnya sesaat setelah adanya operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Saat itu, Amir mengambil amplop berisi uang di kamarnya dan kembali ke mobil.

"Saya titip amplop, masukkan ke tas di bagasi. Lalu, Pak Gede pergi, saya balik lagi ke ruangan," kata Amir.

3. Hakim Dermawan Ginting
Dermawan lantas menceritakan kronologi pemberian amplop dari Gary.

Pada 5 Juli 2015, Dermawan dan Amir janjian bertemu Gary di belakang Kantor PTUN Medan. Setelah itu, Gary datang menggunakan mobil Alphard dan langsung masuk ke mobil Dermawan.

"Gary mengikuti, masuk ke mobil saya. 'Pak, ini ada titipan dari Pak OC'. Ditaruh di jok mobil belakang. Dikasih buku praperadilan Sarpin dua, satu untuk saya, satu buat Amir," kata Dermawan.

4. Panitera Syamsir Yusfan
Syamsir juga mengaku menerima uang dari Kaligis dan Gary sebesar 2000 dollar AS.

Penerimaan pertama terjadi sebelum gugatan ke PTUN diajukan, sebesar 1000 dollar AS dari Kaligis.

Kemudian, setelah putusan dibacakan, Syamsir kembali menerima 1000 dollar AS dari Gary.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com