Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semoga Tak Terjadi Kemarau di Hati

Kompas.com - 19/10/2015, 19:32 WIB

Demikianlah, alam sepertinya memang kian tidak bersahabat dengan manusia. Lihatlah, hujan dan badai tropis telah menyebabkan banjir besar di sejumlah daerah Asia Tenggara, sementara memanasnya Pasifik tropis menimbulkan kekeringan parah di bagian timur.

Cuaca ini nampaknya memang alamiah, tetapi keadaan ini diperkirakan oleh para ahli akan meningkat karena pemanasan global dan situasi ekstrem ini dapat memburuk di masa depan. Myanmar, Vietnam dan beberapa daerah Thailand mengalami curah hujan tinggi dan banjir dalam beberapa hari terakhir, sama seperti Bengal barat, India.

Pada saat yang sama, sebagian besar wilayah Indonesia dan Thailand utara mengalami kekeringan parah. Para ilmuwan mengatakan sejumlah perubahan di Laut Pasifik ekuatorial mempengaruhi keadaan cuaca di bagian timur Asia
Tenggara.

Ramalan cuaca terakhir yang dirilis oleh NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) atau badan ilmiah yang meneliti fenomena cuaca dan iklim AS menyebutkan bahwa El Nino akan semakin kuat dan berdampak.

"Ada kemungkinan 90 persen El Nino akan terus mengarah ke belahan bumi bagian utara pada musim dingin, dan 85 persen kemungkinannya akan terus bertahan hingga musim semi tahun 2016," kata NOAA dalam siaran pers.

Fenomena cuaca ini pada tahun 1997 menjadi perbincangan masyarakat di seluruh penjuru dunia ketika itu, dampaknya cukup dahsyat dengan terjadinya banjir di wilayah barat AS hingga kekeringan di Indonesia. El Nino pada tahun 1997 juga dituding jadi penyebab munculnya virus-virus di Afrika dan meningkatnya harga kopi dunia.

El Nino saat ini mulai membuat hangat Samudera Pasifik bagian timur, utamanya yang berada di Khatulistiwa. Titik merah dalam foto satelit memperlihatkan air dengan suhu normal dan suhu yang menghangat.

Air yang menghangat ini biasanya mencapai ke Samudera Pasifik bagian barat karena dibawa angin dari timur ke barat. Angin ini yang mendorong air yang hangat menuju Indonesia dan Australia.

Namun, selama fenomena El Nino terjadi, angin cenderung tidak kencang dan dapat berubah arah. Akibatnya, air yang hangat tadi dapat menyebar ke bagian timur hingga ke Afrika Selatan.

El Nino biasanya terjadi setiap tujuh tahun sekali dengan berbagai intensitas. Samudera Pasifik bagian timur bisa menghangat sampai 4 derajat Celcius hangat dari biasanya.

***
Ah ya, dunia memang sedang bergolak. Di belahan Timur Tengah sana, beberapa negara sedang bersitegang hendak berperang. Di sudut dunia lain, kekeringan melanda. Bencana dan nestapa datang bagai gelombang. Bulan lalu kita ditimpa kesedihan karena mangkatnya ratusan jamaah haji, sementara di beberapa wilayah negeri kita kabut asap belum juga sirna.

Selain puisi "Syair Orang Lapar" karya Taufiq Ismail yang tak pernah kehilangan makna bahkan setelah 50 tahun sudah sejak ditulis, saya juga terkenang sebuah novel berjudul "Kemarau" karya AA Navis.

Novel itu juga bercerita tentang kemarau. Pada sebuah desa telah terjadi musim kemarau yang panjang. Tanah, pertanian dan ladang menjadi retak-retak. Air juga susah didapatkan oleh penduduk.

Para petani semakin merasa berputus asa atas musim kemarau panjang yang sedang menimpa. Sawah dan ladang mereka sangat kering dan cuaca panas sangat menyengat tubuh. Keadaan itu membuat mereka tidak lagi mau menggarap sawah atau mengairi sawah mereka. Mereka hanya bermalas-malasan dan bermain kartu saja.

Namun, ada seorang petani yang tidak ikut bermalas-malasan. Ia adalah Sutan Duano. Dalam keadaan kemarau panjang ini, ia tetap mengairi sawahnya dengan mengangkat air dari danau yang ada di sekitar desa mereka sehingga padinya tetap tumbuh. Ia tidak menghiraukan panas matahari yang membakar tubuhnya. la berharap agar para petani di desanya mengikuti perbuatan yang ia lakukan. Ia juga berusaha memberikan ceramah kepada ibu-ibu yang ikut dalam pengajian di surau desa mereka. Namun, tak satu pun petani yang menghiraukan ceramahnya apalagi mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya. Tampaknya, keputusasaan penduduk desa telah sampai pada puncaknya.

Suatu hari ada seorang bocah kecil bernama Acin yang membantunya mengairi sawah sehingga keduanya saling bergantian mengambil air di danau dan mengairi sawah mereka. Penduduk desa yang melihat kerja sama antara keduanya bukannya mencontoh apa yang mereka lakukan, melainkan mempergunjingkan dan menyebar fitnah, bahwa sutan Duano mencoba mencari perhatian Gundam, ibu si bocah itu, yang memang seorang janda. Bahkan, seorang janda yang menaruh hati pada Sutan Duano pun kemudian mempercayai gunjingan itu.

Gunjingan itu semakin memanaskan telinga Sutan Duano, tetapi ia tidak menanggapinya dan tetap bersikap tenang. Bagi Duano, bukan kekeringan lantaran kemarau itu yang mengkhawatirkan hatinya. Tetapi kemarau di hati penduduk desa itulah yang sangat mencemaskannya.

Ya, ya.. moga-moga kemarau kali ini, dan juga kemarau-kemarau selanjutnya juga tak akan membuat hati kita dilanda kemarau. Kemarau kasih sayang dan peduli kepada sesama.

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com