JAKARTA, KOMPAS.com - Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Surya Tjandra berkeinginan agar ke depan, KPK dapat lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat. Hal itu dinilai sebagai salah satu cara KPK untuk menjalankan fungsi pencegahan tindak pidana korupsi.
"Saya bayangkan ada sebuah acara reguler, dalam sebulan ada dua kali masyarakat bisa datang ke KPK. Supaya ada ekspose positif bagi masyarakat untuk berkenalan langsung dengan pekerja, penyidik, atau pimpinan KPK," ujar Surya, dalam sebuah diskusi di Kampus Unika Atma Jaya Jakarta, Senin (28/9/2015).
Menurut Surya, pertemuan itu membuka ruang bersentuhan antara publik dan KPK, sehingga meninggalkan kesan kaku dan tertutup yang selama ini menjadi ciri KPK. Bentuk pertemuan yang dimaksud tidak hanya dapat dilakukan di Gedung KPK, misalnya, para pimpinan turun langsung mengunjungi komunitas-komunitas masyarakat yang menjadi korban dari praktik korupsi yang dilakukan pejabat negara.
"Karena 2/3 anggaran KPK itu untuk pencegahan. Tapi ini tidak perlu menjadi bahan pemberitaan media, cukup dilakukan antara KPK dan masyarakat," kata Surya.
Beda pendapat
Sementara itu, akademisi yang juga anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Meuthia Ganie Rochman, memberikan tanggapannya mengenai rencana Surya jika terpilih sebagai pimpinan KPK itu. Menurut dia, KPK sebaiknya tidak membuang-buang waktu untuk bertemu masyarakat tanpa ada sesuatu yang disampaikan.
"Bagus kalau ada ekspose, tapi kita cuma punya waktu sedikit, jadi harus lebih efisien. Instrumen organisasi adalah alat kita untuk penguatan, jadi kalau KPK mau berinteraksi, gunakan waktu yang terbatas untuk mengkomunikasikan upaya yang berhasil dilakukan," kata Meuthia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.