Yusril mengaku mengenal Buyung sejak tahun 1975. Kala itu, ia masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia, satu kelas dengan putra Buyung bernama Iken BR Nasution.
"Almarhum sering menasihati saya semasa muda agar jadi pejuang demokrasi, hukum, dan kebenaran," kenang Yusril.
Pesan itu demikian melekat di benak Yusril. Ketika Yusril menjadi pengacara, dia mengaku tidak selalu sependapat dengan Buyung. Tak jarang, Yusril dan Buyung terlibat perdebatan soal hukum dan konstitusi. Meski demikian, perbedaan pendapat itu tidak mengurangi rasa hormat Yusril kepada Buyung.
Menurut Yusril, keakraban mereka layaknya kakak beradik. Ia menilai, Buyung adalah tipe manusia berpendirian teguh, kadang ngotot, tetapi tetap menghormati pendirian orang lain yang berbeda pandangan.
"Oleh sebab itu, kita kehilangan seseorang yang dalam beberapa hal patut menjadi teladan bagi kita semua," ujar Yusril.
"Semoga Allah menerima segala amal kebijakan almarhum dan mengampuni segala khilaf dan kesalahannya," lanjut dia.
Adnan Buyung meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Rabu (23/9/2015), pukul 10.15 WIB, setelah menjalani perawatan atas penyakit yang dideritanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.