Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Peran Optimal Kader Ormas

Kompas.com - 05/08/2015, 16:12 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Apresiasi terhadap peran kader-kader organisasi kemasyarakatan di tingkat nasional cenderung positif. Namun, muncul kegelisahan bahwa proses kaderisasi ormas secara umum saat ini cenderung melahirkan kader yang mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok.

Kaderisasi yang dilakukan secara massal oleh ormas tak selalu menghasilkan produk yang berkualitas. Nilai-nilai dasar ormas yang telah teruji puluhan tahun berhasil membentuk kader mumpuni, tetapi tak senantiasa menghasilkan kader dengan kualitas sama pada zaman berbeda. Gambaran itu terangkum dalam penilaian publik terhadap hasil kaderisasi ormas saat ini.

Berbeda dengan harapan ideal, lebih dari separuh responden (60, 1 persen) menengarai kaderisasi ormas saat ini cenderung bermotif kepentingan politik praktis ketimbang memajukan organisasi. Hampir 70 persen responden menyatakan kaderisasi ormas cenderung membentuk kader yang lebih memperjuangkan kepentingan kelompok dan pribadi di atas kepentingan bangsa.

Ini terbukti dari banyaknya kader yang cenderung menempuh jalur politik praktis secara "sempit" saat sudah populer. Ketika kedudukan sebagai wakil rakyat atau kepala daerah berhasil diraih, jabatan itu hanya digunakan sebagai sarana untuk meraup kekuasaan dan memperkaya diri. Persepsi tersebut membuahkan penilaian negatif terhadap perilaku kader ormas.

Separuh lebih responden (55,6 persen) berpandangan hasil kaderisasi saat ini justru melahirkan pemimpin yang korup. Kesan ini dikuatkan oleh banyaknya pejabat/penyelenggara negara yang memiliki latar belakang ormas yang tersandung kasus korupsi. Akibatnya, publik melihat para pemimpin hasil kaderisasi ormas kian jauh dari tujuan memperjuangkan kepentingan umum. Hanya satu dari lima responden yang menilai kaderisasi ormas telah berhasil dan melahirkan pemimpin yang sanggup menempatkan kepentingan bangsa di atas segalanya.

Publik juga mengkritisi soal ketidakadilan kesempatan terhadap kader perempuan dan laki-laki. Mayoritas memandang kaderisasi di dalam tubuh ormas lebih banyak memberikan kesempatan kepada kader lelaki daripada perempuan. Pendapat ini diutarakan 61,1 persen responden. Hanya 26,6 persen responden yang menyatakan pengaderan ormas telah memberikan kesempatan yang sama kepada kader perempuan dan laki-laki.

Lebih jauh lagi, kaderisasi dalam ormas masih dipandang lebih mengutamakan senioritas ketimbang kompetensi. Separuh publik (57,1 persen) berpendapat, senioritas menjadi faktor yang sangat memengaruhi kaderisasi organisasi. Hanya 31,7 persen responden yang meyakini kompetensi telah ditempatkan sebagai pijakan untuk proses kaderisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com