Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Presiden Jokowi Makin Mendunia" Jadi "Trending Topic"

Kompas.com - 08/04/2015, 21:15 WIB


KOMPAS.com — Sebuah foto artikel koran berbahasa Inggris yang beredar luas di media sosial, Rabu (8/5/2015), memicu percakapan maya tentang "Presiden Jokowi Makin Mendunia" dan menjadi trending topic di Twitter.

Artikel berjudul "Joko: I Don’t Read What I Sign" (Joko: Saya Tidak Baca Apa yang Saya Tanda Tangani) berisi ulasan mengenai kenaikan tunjangan uang muka pembelian mobil bagi pejabat.

Dalam artikel, Jokowi berkilah bahwa, "Tidak mungkin saya harus mengecek satu per satu halaman yang saya harus tanda tangani."

Foto ini di-tweet oleh pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dalam akun Twitter-nya dengan mengatakan, "Presiden Jokowi Makin Mendunia. Ini berita di Wall Street Journal, salah satu koran terkemuka di dunia."

Kicauan ini di-retweet lebih dari 400 kali dan ramai diperbincangkan di media sosial. Namun, artikel ini bukan dari potongan Wall Street Journal, melainkan dari koran Jakarta Globe edisi 7 April 2015, tepatnya di halaman enam.

Yusril kemudian mengklarifikasi sumber artikel itu dalam kicauannya. Namun, "Presiden Jokowi Makin Mendunia" masih tetap populer dan dikicaukan lebih dari 2.000 kali.

Beberapa situs dan forum diskusi online juga memuat foto tersebut. Beberapanya mencantumkan sumber koran dengan benar, tetapi beberapa juga keliru.

Dibandingkan dengan Soeharto

Walau keputusan kenaikan uang muka pembelian mobil dicabut oleh Presiden Jokowi, perbincangan ini masih cukup hangat di media sosial.

Kata kunci "Perpres DP Mobil", misalnya, sudah digunakan lebih dari 24.800 kali selama sepekan terakhir.

Banyak orang memberikan opini, termasuk dari pengguna Twitter yang mengatasnamakan Hutomo Mandala Putra. Pengguna tersebut membandingkan tindakan Jokowi dengan Presiden Soeharto.

Dalam tweet-nya, dia mengatakan bahwa pemimpin yang menyalahkan bawahan ketika sedang terdesak adalah pemimpin yang "tidak bertanggung jawab".

"HMS tidak pernah menyalahkan kabinetnya, meskipun akhirnya dikhianati beberapa dari mereka, karena wibawa kabinet ada di pucuk pimpinan," katanya melalui akun @HutomoMP_9.

Sementara itu, di Facebook BBC Indonesia, Raihani Aulia berkomentar, "Mending blusukan ke kampung-kampung, di daerah, Paaaak, yang mau sekolah bertaruh nyawa... mencari jembatan penyeberangan... sekolah ambruuk... makan susaaah."

Sementara itu, Jos Ina mengatakan, "Indonesia dijual pun ga papa, kami rakyat kecil tak kan bisa mencegahnya", sedangkan Teeta Susanto menulis, "Tidak setuju, rakyat tercekik dengan harga-harga yang selangit, kok pejabat malah enak-enakan bisa nikmati mobil mewah."

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com