Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Celetuk Cerdas Ala Ketua MPR RI Zulkifli Hasan

Kompas.com - 26/03/2015, 11:20 WIB
advertorial

Penulis


Tiap orang punya cara tersendiri untuk menyenangkan orang lain, cara yang paling sederhana adalah dengan melemparkan celetukan yang dapat membuat banyak orang tertawa.

"Menang tipis" dua kata yang dapat membuat banyak orang tertawa saat Ketua MPR Zulkifli Hasan menjamu Generasi Muda Konghucu Indonesia di ruang kerjanya di Kompleks Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta. Selasa (23/3/2015), beliau kedatangan tamu dari Generasi Muda Konghucu Indonesia (Gemaku).

Saat bertemu dengan Ketua MPR, Ketua Umum Gemaku, Kristan, bercerita soal pemilihan Ketua Umum Gemaku yang baru pada musyawarah nasional Mei mendatang. Di sinilah terlontar celetukan, "Hati-hati, sekarang lagi musim menang tipis, yang repot itu kalau kalah tipis," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang sontak membuat para tamu siang itu tergelak.

Suasana audiensi yang sebelumnya terasa kaku menjadi mulai hangat dengan candaan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan tersebut. Bagi Gemaku yang berdiri pada tahun 2000, audiensi dengan pejabat publik saat ini merupakan yang pertama kali.

"Ini merupakan sejarah bagi kami. Sebagai kaum minoritas, jarang sekali pejabat publik yang memperhatikan kami, apalagi respons yang diberikan Pak Ketua sangat cepat. Kami senang sekali," ujar Kristan dalam pertemuan tersebut.

Munas Gemaku selain mengadakan pemilihan ketua umum, juga akan melakukan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu di sekolah minggu Kong Miao, tempat ibadah umat Konghucu. Hingga saat ini, sudah ada 20 siswa yang diberikan bantuan pendidikan hingga tingkat SMA.

Mendengar uraian tersebut, dengan antusias Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, sejak 69 tahun Indonesia merdeka, perbedaan suku, ras, atau agama harus segera ditepis. Ini karena, kita semua sama di mata hukum yakni sama-sama rakyat Republik Indonesia.

"Itu janji kebangsaan kita waktu merdeka dulu. Jadi kalau mau menilai orang, nilai dengan apa yang dia lakukan, dengan prestasinya. Bukan dengan agamanya. Agama itu hak asasi masing-masing orang," jelas Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Nostalgia di kampung halaman

Candaan cerdas lainnya juga keluar dari mulut Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat menjamu Ikatan Alumnus Fakultas Hukum Universitas Negeri Lampung (IKA FH Unila). Ketua IKA FH Unila Abdillah Fadri Aulia, bercerita tentang kondisi Lampung saat ini yang juga merupakan kampung halaman Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Cerita tersebut mulai dari politik daerah hingga aksi tawuran massa.

"Zaman saya kecil, enggak ada tuh tawuran begitu. Paling adanya perompak di laut. Sekarang sudah jadi begal," canda Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang disambut tawa para tamu.

Selanjutnya, beliau menambahkan jika meningkatnya kriminalitas di masyarakat karena adanya politik belenggu yaitu satu dirangkul yang lain tidak. Maka dari itu pemimpin harus punya wawasan politik kebangsaan agar selalu bijaksana.

Rasa bangga Ketua MPR

Selepas bernostalgia, Ketua MPR pun langsung menerima Pengurus Pusat Seni Bela Diri Indonesia: Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Manajer Tim Tapak Suci Indonesia, Aldia Witri mengatakan, sebanyak 16 atlet pencak silat akan dikirim ke kejuaraan Open Tournament Pencak Silat di Belgia pada 9-12 Mei 2015 mendatang.

Dengan rasa senang dan bangga, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, hal ini harus terus ditingkatkan. Karena, seni beladiri terutama silat adalah kenunggulan yang dimiliki Indonesia.
Di sela-sela obrolan Ketua MPR masih saja melontarkan celetukkan. "Kalau cuma adu fisik, kita kalah sama orang Timur Tengah yang badannya besar-besar. Baru dua ronde, udah lemas kakinya," canda Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com