JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi IV DPR, Daniel Djohan, mengatakan, Perum Bulog harus mengawasi secara ketat pelaksanaan operasi pasar yang kini sedang berlangsung. Jika tidak, upaya stabilisasi harga beras yang diharapkan pemerintah tidak akan terwujud.
Daniel mengatakan, saat ini harga beras yang dijual di pasaran telah mengalami kenaikan harga sebesar 30 persen. Beras kualitas menengah yang awalnya Rp 9.000 per kilogram kini dijual seharga Rp 12.000 per kilogram. Sementara itu, beras dengan kualitas premium yang semula harganya Rp 11.000 per kilogram, kini menjadi Rp 15.000 per kilogramnya.
"Bulog operasi pasarnya jangan main-main, jangan guyonan. Kalau guyonan tidak akan membantu stabilitas harga," kata Daniel dalam diskusi bertajuk Harga Beras Melambung, Siapa yang Bermain? di Kompleks Parlemen, Kamis (26/2/2015).
Selain itu, ia mengingatkan agar Perum Bulog tidak mengandalkan pengusaha besar untuk membantu menstabilkan harga beras tersebut. Menurut dia, pengusaha besar selama ini diyakini sebagai salah satu sumber masalah dalam menjaga stabilitas harga.
"Karena pengusaha besar yang paling mempunyai kemampuan menentukan harga," katanya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu menambahkan, Bulog juga harus menentukan harga eceran tertinggi yang dapat dijual oleh para pedagang. Para pengecer beras nantinya tidak boleh menjual beras di atas harga yang telah ditentukan Bulog.
"Nanti yang mengawasi di pasar itu kan ada kepala pasar. Itulah tugasnya, kalau ada (yang menjual beras dengan harga lebih tinggi) pasti langsung ketahuan dan laporkan ke instansi terkait," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.