Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: 73 Persen Responden Nilai Wibawa Polri Merosot

Kompas.com - 24/02/2015, 14:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, mayoritas publik menilai wibawa institusi Polri kini tengah merosot. Peneliti LSI, Rully Akbar, mengatakan, ada dua alasan yang mendasari penilaian publik terhadap merosotnya kewibawaan Polri.

Pertama, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan tersangka Komjen Budi Gunawan yang saat itu ditunjuk menjadi calon kepala Polri. (Baca: Survei LSI: 70 Persen Responden Dukung Jokowi Tak Lantik Budi Gunawan)

Kedua, ada kesan Polri melakukan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK sebagai upaya balas dendam atas penetapan tersangka itu. (Baca: Survei LSI: 75 Persen Responden Percaya Ada Upaya Lemahkan KPK)

Dua pimpinan KPK, yakni Bambang Widjojanto dan Abraham Samad, ditetapkan sebagai tersangka. Kepolisian juga membidik dua pimpinan KPK lainnya, Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja, serta para penyidik KPK.

"Sebesar 73,02 persen publik menyatakan setuju penetapan tersangka Budi Gunawan oleh KPK dan sebaliknya penetapan tersangka beberapa pimpinan KPK telah merusak kewibawaan Polri," kata Rully saat merilis hasil survei di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Keputusan praperadilan yang menyatakan penetapan Budi tidak sah, menurut Rully, tidak memengaruhi penilaian publik. Pasalnya, publik percaya dengan kredibilitas KPK yang selama ini memiliki rekam jejak memuaskan dalam pemberantasan korupsi.

"Publik percaya Budi Gunawan terlibat korupsi seperti yang disangkakan KPK," ucapnya.

Survei ini dilakukan pada 20-22 Februari 2015 dengan menggunakan metode quickpoll. Jumlah responden sebanyak 1.200 dengan metode mulitistage random sampling. Margin of error plus minus ialah 2,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com