Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Semburat Amarah di Ekspresi Jokowi

Kompas.com - 14/02/2015, 18:54 WIB

Intervensi dan kriminalisasi

Sabtu (24/1/2015), saat wawancara dengan Kompas di Kantor Presiden, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga mantan Wali Kota Solo itu menekankan bahwa KPK dan Polri harus diselamatkan, harus lebih dewasa sebagai institusi, dan menghormati semua proses hukum tanpa harus ada intervensi Presiden.

Menariknya, Jokowi berkata, ”Jangan ada yang sok di atas hukum.” Saat bicara kedua bahunya diangkat.

Ekspresi wajah Presiden juga tampak dominan saat menyebut kata ”KPK”. Menurut Handoko, Presiden memperlihatkan ekspresi sangat tak suka ketika menyebut ”intervensi”. Sebab, Presiden tak ingin melakukan itu. Itu ditunjukkan dengan ujung bibir kiri tertarik ke belakang.

Minggu (25/1/2015), saat bersama Tim Independen di Istana Merdeka, Presiden tiga kali menyebutkan jangan ada kriminalisasi. Saat mengucapkan ”kriminalisasi”, bibir atas tertarik ke atas mendekati hidung dan pangkal hidung tertarik ke atas. Terlihat kerutan horizontal di pangkal hidung. Saat sama, pangkal hidungnya naik membentuk kerutan.

Hipotesis Handoko, Jokowi sangat tidak ingin lembaga penegakan hukum dikriminalisasi. Inilah yang membuatnya marah.

Segera selesai

Kamis (29/1/2015), di Istana Bogor, Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. Pertemuan itu menyita perhatian publik. Kedua tokoh sempat melempar senyum lepas. Soal prakarsa pertemuan, menurut Prabowo, dirinya dan Presiden memang sama-sama ingin bertemu setelah pertemuan pertama di rumah Prabowo, 17 Oktober 2014.

Di akhir pertemuan, sambil melempar senyum kepada pers, Presiden menyampaikan kata ”ditunggu”. Namun, saat kata itu diucapkan, jempol dan telunjuknya dikatupkan ke arah pers.

Kata ”ditunggu” tampaknya punya makna "sabar" yang seharusnya diikuti dengan gerakan jari tangan membuka. ”Ada pesan yang ingin disampaikan Presiden bahwa kasus ini segera akan selesai,” ujar Handoko.

Presiden tampaknya memang ingin segera menyelesaikan masalah itu. Kini rakyat menunggu kapan keputusan itu diumumkan. (ANDY RIZA HIDAYAT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com