Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Buahnya Dituduh Memukul Sespri Kapolda, Ini Penjelasan Komandan Paspampres

Kompas.com - 06/12/2014, 01:47 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal Andika Perkasa membantah pernyataan yang menyebutkan anggotanya memukul Inspektur Satu Reza Pahlevi, Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono.

Menurut Andika, yang terjadi adalah anggotanya hanya mendorong Iptu Reza untuk keluar dari ruang pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia di Akademisi Polisi, Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Versi kami, kalau dipukul itu tidak benar. Memang karena tidak mau keluar, harus dipaksa keluar. Tapi bisa dipastikan tidak ada pemukulan," kata Andika saat dihubungi, Jumat (5/12/2014).

Andika mengaku awalnya pertemuan berjalan secara terbuka. Namun, saat Presiden Jokowi hendak memberikan pengarahan, Andika mengatakan semua orang kecuali Kapolda dan Kapolres harus meninggalkan ruangan karena acara bersifat tertutup.

Menurut dia, cara seperti itu merupakan gaya Jokowi dan sudah diterapkan dalam pertemuan presiden dengan kepala daerah, kepala kantor wilayah direktorat jenderal pajak, pangdam, hingga para Kapolda beberapa waktu lalu. Namun saat acara di Akpol Semarang itu, Iptu Reza dan seorang lain tak mengindahkan teguran paspampres untuk keluar ruangan.

"Begitu disuruh keluar nggak mau, Padahal mereka nggak pakai baju dinas. Saya nggak tahu mereka siapa, ditanya siapa, dibilang Spri. Anak buah saya bilang silakan keluar, tapi nggak mau," ucap Andika.

Saat itu, lanjut dia, paspampres langsung meminta panitia untuk membawa Iptu Reza keluar. Namun, tak juga dilakukan. Oleh karena itu, Andika mengatakan Kolonel Maruli yang merupakan ajudan presiden kemudian memaksa mereka keluar.

Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat itu membantah bahwa paspampres mempersoalkan dugaan senjata yang dibawa Iptu Reza. "Yang kami permasalahan bukan senjata atau tidak, tapi dia bukan Kapolri dan bukan Kapolda, bukan Kapolres," ungkap Andika.

Setelah kasus itu terjadi, Iptu Reza kemudian melaporkan kasus ini ke Pomdam setempat. Akan tetapi, Andika mengklaim bahwa Pomdam sudaj meneliti dan tindakan Paspampres sudah sesuai prosedur yang harus dilakukan.

"Jadi laporan Pomdam tidak ada tindak lanjutnya, dianggap sudah selesai, karena anak buah saya melakukan sesuai prosedur. Tidak ada yang perlu dicari-cari," papar Andika.

Sebelumnya, dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2014) lalu, terjadi sebuah insiden yang tidak mengenakkan antara Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan anggota polisi.

 
Seorang Sekretaris Pribadi (sespri) Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono yang bernama Inspektur Satu Reza Pahlevi mengaku dipukul oleh perwira paspampres di acara tersebut. Ia kemudian mengadukan peristiwa tersebut ke Pomdam. (Baca: Diduga Dipukul Paspampres di Acara Jokowi, Sespri Kapolda Metro Lapor Pomdam)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com