"Saya lihat cucu saya pakai baju Pramuka di hari tertentu tapi nggak tahu apa-apa. Katanya mau camping, tapi rantang disiapkan ibunya. Camping-nya di sekolah pula, itu sih piknik. Mana nilai kemandiriannya, alamnya?" ungkap JK blak-blakan saat memberi sambutan pada acara Rakornas Kwarda Pramuka di Jakarta, Sabtu (8/1/2014).
JK menceritakan pengalamannya bertemu dengan Pramuka dari negara lain yang takjub dengan jumlah Pramuka yang mencapai 22 juta. Menurut mereka, jumlah itu luar biasa banyaknya. Namun, bagi JK, yang terpenting bukanlah kuantitas melainkan kualitas.
"Ingat, bangunlah jiwanya bangunlah raganya. Bukan berilah bajunya, pakailah bajunya," sindir JK.
JK menyebutkan seragam Pramuka ditujukan untuk mendekatkan siswa kepada alam. Misalnya, topi bundar besar dan juga kacu di bagian leher. Akan tetapi, JK melihat sekarang seragam Pramuka pun sudah berubah bentuk.
"Sekarang pakai songkok. Itu mau ke masjid apa mau ke alam? Kalau pakai begitu nggak siap panas-panasan, hujan-hujanan padahal inti Pramuka adalah mempersiapkan anak kita untuk kuat dan bisa menghadapi situasi apa pun," ucapnya.
Pernyataan JK ini pun langsung mendapat tepuk tangan pengurus Kwarda Pramuka yang hadir. Pasalnya, sindiran JK ini langsung mengena ke peserta rapat yang semuanya pakai peci hitam meski berseragam Pramuka.
"Jadi yang terpenting adalah bukan berapa banyak pakai seragam, itu zaman Orde Baru. Sekarang harus diubah pemikirannya," kata JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.