Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Spiderman untuk Jokowi

Kompas.com - 20/10/2014, 08:38 WIB
Tjatur Wiharyo

Penulis

Jika dalam keadaan seperti itu, apa yang harus dilakukan Jokowi?

Seperti Peter, Jokowi harus kembali ke akarnya, rakyat. Betul, Jokowi menjadi presiden melalui partai. Namun, ia dilantik karena rakyat memilihnya.

Bagaimanapun, partai hanyalah kendaraan, yang harus ditinggalkan jika tak lagi bisa mengakomodasi aspirasi rakyat. Dengan menjadi presiden, Jokowi tak berutang apa pun kepada PDI-P dan karenanya tak perlu "membayar" apa pun.

Rakyat memilih Jokowi karena melihatnya sebagai contoh, teladan, dan pahlawan super yang bisa menjadikan rakyat biasa sebagai raja di negeri sendiri, bukan pembantu di negeri orang; mencerdaskan rakyat; membuat pengemis dan joki "3 in 1" pulang kampung untuk membajak sawahnya dan makan dari keringat sendiri, bukan dari belas kasih orang lain; membuat umat beragama hidup berdampingan tanpa rasa takut dan curiga;  membuat Merah-Putih dan Indonesia Raya berkibar dan berkumandang di sebanyak mungkin negara; membuat koruptor berhenti memberikan rejeki haram kepada anak-anak mereka.

Banyak dan berat betul tugas Jokowi, padahal itu juga belum semuanya. Namun, itulah konsekuensi menjadi seorang pemimpin, seorang dengan kekuatan besar, mandat yang dengan sadar diterima Jokowi.

Dengan menjadi pemimpin, Jokowi harus sadar ia diharapkan menjadi pahlawan, ia diharapkan siap berkorban.

Mungkin, semoga tidak, Jokowi akan dihadapkan pada pilihan antara kepentingan (oknum) partai dan penyandang dana dan rakyat banyak. Artinya, akan ada harga yang harus dibayar Jokowi saat memilih salah satunya.

Rakyat

Sekarang, pertanyaan untuk rakyat. Apakah kita siap mengulurkan tangan ketika jagoan kita terdesak, seperti ketika penumpang kereta mengulurkan tangan untuk mencegah Peter jatuh dan membuat barisan untuk melindungi Peter dari ancaman  Dr Otto Octavius?

Atau rakyat memilih diam dalam situasi semacam itu sampai kehilangan jagoannya dan menunggu jagoan baru?

Atau jangan-jangan, justru kita-lah yang menjadi masalah bagi Jokowi, dengan tetap tinggal di bantaran, membuang sampah tidak pada tempatnya, mengemplang pajak, atau apa pun yang menjadi "kebiasaan" sebagian dari kita selama ini?

Jika akhirnya rakyat memilih diam atau malah menjadi masalah, arti kemeriahan hari pelantikan presiden dan wakil presiden pada hari ini tak bakal lebih dari pawai, hiburan, dan makan siang gratis.

Kesuksesan bukanlah berdiri paling atas dan membawahi yang lain, tetapi membantu sebanyak mungkin orang untuk maju sejauh-jauhnya. Tugas seorang jagoan bukanlah membasmi penjahat, tetapi menciptakan perdamaian. Namun, bahkan Tuhan pun tak akan membantu orang yang tak mau membantu dirinya sendiri.

Bakal sia-sialah Indonesia punya Jokowi dan JK -dan "jagoan-jagoan" lain- jika rakyat "lepas tangan" saat mereka dalam kesulitan.

"Pahlawan sejati adalah orang orang yang berjuang, meski dalam keadaan takut. Beberapa orang mengatasi rasa takut dalam satu menit. Beberapa orang lainnya membutuhkan satu jam. Beberapa orang lainnya lagi membutuhkan waktu berhari-hari. Namun, manusia sejati tak akan membiarkan rasa takut akan kematian melemahkan kehormatannya, tanggung jawabnya akan tugas kepada negara, dan kepribadiannya" - Jenderal George S Patton.

Selamat bekerja, Pak Joko Widodo dan Pak Jusuf Kalla!
Selamat berjuang, Indonesia!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com