Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suryadharma Ancam Beri Sanksi Anggota Fraksi PPP yang Tak Pilih Pilkada lewat DPRD

Kompas.com - 25/09/2014, 11:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali mengatakan, pihaknya solid untuk mendukung opsi pemilihan kepala daerah melalui DPRD dalam pembahasan RUU Pilkada. Ia menegaskan, semua anggota Fraksi PPP harus mematuhi keputusan partai dan akan ada sanksi untuk anggota yang membelot ketika pengambilan keputusan nantinya.

"Kalau ada anggota fraksi yang berbeda dari keputusan fraksi, itu bisa dikategorikan pelanggaran, bisa disanksi," kata Suryadharma, di ruang Fraksi PPP, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Meski demikian, Suryadharma belum bisa menyebutkan sanksi apa yang akan diberikan kepada anggota fraksi yang membelot. Ia hanya memastikan sanksinya akan diberikan oleh pimpinan fraksi secara proporsional.

"Kalau hadir di paripurna, tapi dia abstain, kan berbeda dengan hadir, tapi memilih opsi lain. Sanksinya beda, nanti dibicarakan oleh pimpinan fraksi," ujar pria yang dipecat sebagai Ketum PPP oleh kubu Emron Pangkapi itu.

Suryadharma datang ke ruang Fraksi PPP untuk memperkuat sikap PPP terkait RUU Pilkada yang akan disahkan di sidang paripurna hari ini. Ia meminta 38 anggota Fraksi PPP hadir dalam sidang dan memilih opsi pilkada melalui DPRD ketika voting.

Tersangka kasus korupsi penyelenggaraan haji itu menjelaskan, dari 38 anggota Fraksi PPP, ada lima orang yang kemungkinan tidak hadir. Mereka tengah bertugas di luar negeri. Satu kursi di antaranya masih kosong setelah Lukman Hakim diangkat menjadi Menteri Agama.

Ia menegaskan, PPP mendukung pilkada melalui DPRD dengan berbagai pertimbangan. Opsi ini dianggap dapat menekan biaya dalam pilkada, mengurangi potensi kerusuhan, dan membendung adanya kepala daerah yang korupsi.

"Kami juga mendapat dukungan dari belasan ormas Islam yang mendukung pilkada melalui DPRD," pungkas Suryadharma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com