JAKARTA, KOMPAS.com — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mendampingi Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro meninjau dan memantau Pengamanan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, Rabu (9/7/2014).
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menggelar rapat pemantauan Pilpres 2014 di Markas Komando Daerah Militer Jayakarta. Dalam rapat tersebut turut hadir Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, dan Pangdam Jayakarta Mayjen TNI Mulyono.
Rapat yang dilakukan di Markas Kodam Jaya berlangsung tertutup. Sekitar 30 menit kemudian, Panglima TNI, Menteri Pertahanan, dan ketiga Kepala Staf Angkatan menyempatkan diri bertemu wartawan.
Moeldoko menyatakan, dalam rapat tersebut, dia memperoleh banyak informasi tentang pelaksanaan Pilpres dari seluruh wilayah di Indonesia. Informasi tersebut diperoleh dari laporan satuan bawah di lapangan.
"TNI punya infrastruktur komunikasi yang baik. Saya bisa pantau seluruh Pangkotama, Pangdam, Pangkostrad, Dankormar, Pangkoopsau, dan satuan di bawahnya," ujar Moeldoko seperti dikutip Tribunnews.com.
Berdasarkan laporan tersebut, Panglima TNI menyatakan situasi pemilu di seluruh Indonesia berjalan dengan tertib dan aman. Wilayah padat penduduk dan rawan konflik seperti DKI Jakarta juga terpantau aman dan lancar.
Meski begitu, Panglima TNI masih menetapkan status siaga satu bagi prajurit TNI seluruh Indonesia. Alasannya, prajurit TNI harus tetap waspada melakukan pengamanan Pilpres. Selain personel, Panglima TNI juga meminta seluruh alat utama sistem persenjataan TNI dalam kondisi siaga.
"Dengan status siaga 1, kesiapan kami tetap tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya mengatakan, institusinya sudah menyiapkan lebih dari 30.000 personel untuk membantu pengamanan Pilpres di bawah kendali Polri.
"Tentara Nasional Indonesia juga sudah menyiapkan pasukan khusus dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk menghadapi situasi krusial atau konflik," kata Mayjen TNI Fuad Basya. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.