Ia pun memprediksi, kader yang menyatakan keluar dari Golkar dan mendukung Jokowi-JK akan bertambah. "Teman-teman (kader Golkar) banyak yang kecewa. Harapannya merapat ke Jokowi, PDI-P," ujar Emrus saat dihubungi, Minggu (25/5/2014).
Emrus menuturkan, pada dasarnya, kader Golkar mencintai partai berlambang pohon beringin tersebut. Namun, mereka menyayangkan keputusan ARB yang mendukung Prabowo-Hatta. Karena sejak awal, internal Golkar berharap untuk merapat ke PDI-P, mendukung Jokowi.
Selain itu, mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla juga ditunjuk sebagai cawapres bersama Jokowi. Menurut Emrus, tentu saja hal ini akan sangat memengaruhi pilihan politisi Golkar.
"JK masih berpengaruh di Golkar karena pernah menjabat sebagai ketua umum. Jika (JK) disandingkan dengan ARB, pengaruhnya masih besar juga. Tidak heran, banyak orang Golkar mendukung JK," kata Emrus.
Kader Golkar, menurut Emrus, tidak setuju dengan keputusan Golkar karena "daya tawar" ARB yang turun saat mendukung Prabowo-Hatta. Pada poros Prabowo-Hatta, Golkar tidak memiliki peran yang signifikan. Karena capres Prabowo berasal dari Gerindra, dan cawapres Hatta dari PAN.
Meski ARB diiming-imingi menteri khusus, internal Golkar kemudian lebih memilih mendukung JK sebagai cawapres untuk Jokowi. Oleh karena itu, nantinya, tidak tertutup kemungkinan politisi yang menyatakan keluar dari Golkar akan bertambah.
"Akan bertambah dan mengalir terus ke PDI-P, ke JK. Semakin menguat mendukung," kata Emrus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.