"Ini tentunya jadi kreativitas dari timnya Jokowi ataupun Jokowi sendiri untuk tidak melulu mem-publish Jokowi yang itu-itu saja," kata Agus seusai rilis survei PDB, di Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Menurut survei PDB, elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan dari 29,8 persen pada Maret 2014 menjadi 36,7 persen pada medio April-Mei. Akan tetapi, kenaikan elektabilitas Jokowi dinilai tak signifikan jika dibandingkan kenaikan elektabilitas bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dari 11,6 persen menjadi 24,8 persen.
"Jokowi yang dekat dengan rakyat. Berbaur gaya blusukan-nya, saya kira itu yang harus mulai ditinggalkan," tambah Agus.
Selain membosankan, Agus menilai, masyarakat yang menyukai gaya blusukan Jokowi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Jokowi tidak bisa menggalang dukungan dari banyak kalangan dengan gaya blusukan-nya.
"Masyarakat yang suka dengan cara pendekatan Jokowi hanya mentok 30 persen, 70 persen lagi suka sosok lain. Apakah ketegasannya, wibawanya itu seharusnya yang dimainkan Jokowi dan timnya," ujar Agus.
Jika Jokowi tetap mengandalkan blusukan-nya untuk mengambil hati rakyat, Agus meyakini, bukan tidak mungkin dalam jangka waktu satu hingga dua bulan ini, elektabilitas Jokowi bisa disalip Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.