”Saya coba membantu mereka dengan doa dan transfer energi. Energi negatif dalam diri mereka dihilangkan, diganti dengan energi positif. Setelah itu, mereka istirahat,” tuturnya.
Dari caleg yang ia tangani, umumnya mereka mengeluhkan utang yang harus dibayar, tim sukses yang tak optimal bekerja, mesin partai yang tak mendukung, hingga konstituen yang ”pintar”. ”Ada caleg yang menyebarkan amplop sampai 1.500 lembar, tapi hanya mendapat 230 suara. Ada yang menyebar 700 amplop, tetapi raihan suaranya cuma 99 suara,” katanya.
Politik uang yang membudaya dalam pemilu akhirnya mendidik rakyat untuk ”kejam”. Ada warga yang menerima 10 amplop ”politik uang” dari beberapa caleg. Namun, mereka bebas memilih caleg atau parpol.
Pengurus Masjid Darussalam di Desa Kalikangkung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jateng, menerima dampak dari kekecewaan caleg yang gagal jadi wakil rakyat. Ketua pengurus masjid, Hisyam, pekan lalu, mengatakan, dua bulan sebelum pencoblosan, pengurus masjid mendapatkan bantuan dari seorang caleg untuk DPRD Kabupaten Tegal berupa pasir 10 truk senilai Rp 7 juta dan dua kubah senilai Rp 9 juta yang masih dalam proses pemesanan.
Namun, seusai pemungutan suara, tim sukses caleg itu datang lagi dan meminta kubah yang akan diberikan kepada masjid. Sikap tim sukses itu membuat warga geram sehingga mereka berniat mengembalikan pula pasir yang sudah diberikan. ”Warga siap mengembalikan semua material yang pernah disumbangkan caleg itu,” katanya.
Di Lingkungan Pappa, Kelurahan Empoang Kota, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sofyan (35) beserta tetangganya, pekan lalu, terpaksa harus pindah mendadak dari tempat tinggalnya. Ia bersama 19 keluarga lain selama ini tinggal di atas tanah milik keluarga Hw, caleg untuk DPRD Jeneponto.
Karena Hw kalah dalam pemilu di TPS Lingkungan Pappa, Sofyan dan tetangganya diusir. Mereka dianggap tak mendukung Hw. ”Padahal, kami mendukungnya,” kata Sofyan. (ACI/REK/WIE/GER/ENG)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.