Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Jokowi dan Basuki untuk Pemilu Presiden...

Kompas.com - 11/04/2014, 08:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Nama Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama boleh dibilang melekat di benak publik sebagai pasangan yang cocok. Dua sosok ini saling melengkapi, setidaknya seperti yang terlihat selama berpasangan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Apakah kombinasi ini juga cocok untuk kursi presiden dan wakil presiden Indonesia?

"Berdasarkan survei, pasangan ini (dinilai) paling ideal memimpin Indonesia," kata Direktur lembaga Eksekutif Cyrus Network Hasan Batupahat, Kamis (10/4/2014). Menurut para responden, dua figur ini saling mengisi, tidak berebut kekuasaan, dan teruji kompak di Jakarta.

"Ahok (panggilan Basuki, red) tidak akan berebut perhatian dengan Jokowi. Dia selalu konsisten sebagai eksekutor program, berada di kantor, lantas Jokowi yang bekerja di lapangan. Karakternya pas," papar Hasan.

Pendapat tersebut, kata Hasan, terpotret dalam jajak pendapat yang melibatkan 8.000 responden pada hari pemungutan suara Pemilu Legislatif 2014, Rabu (9/4/2014). Jajak pendapat itu menggunakan metoda exit poll, alias menanyai pemilih seusai dia memberikan suara di tempat pemungutan suara.

Survei tersebut memang hanya menempatkan Jokowi dan Basuki pada peringkat kedua tingkat keterpilihan, dengan dukungan 39 persen. Tingkat keterpilihan tertinggi Jokowi justru ketika dipasangkan dengan Jusuf Kalla, mencatatkan dukungan 41 persen. Namun, ujar dia, penggunaan rentang kesalahan plus minus 1 persen dalam survei ini menempatkan kedua data dalam kategori setara.

Lagi pula, imbuh Hasan, ada kelemahan yang akan muncul bila Jokowi berpasangan dengan Kalla, sekalipun memiliki tingkat keterpilihan tertinggi. "Kelemahan pasangan ini adalah kebiasaan yang mirip sekalipun tak ada persoalan pada sisi kinerja," sebut dia. Ibaratnya, Jokowi dan Kalla bakal menjadi menara kembar dalam kepemimpinan. "Jokowi senang blusukan ke kampung-kampung, Kalla juga senang berjalan kaki," kata dia.

Pasangan Jokowi dan Kalla, imbuh Hasan, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan saat pembagian kerja tak berjalan. "Persoalan lain, JK bakalan membawa gerbong besar untuk duduk di kabinet," sebut dia.

Sementara itu, kata Hasan, bila Jokowi berpasangan dengan Basuki, maka mereka akan memberi warna baru bagi demokrasi di Indonesia. "Dua partai oposisi merebut kekuasaan dengan jalan demokratis, bersatu membentuk kerja sama (di) pemerintahan."

Hasan mengakui jalan pasangan Jokowi dan Basuki bakal terjal bila memang hendak berlaga bersama di Pemilu Presiden 2014. "Tapi, dalam politik tak ada yang tak mungkin," ujar dia.  Menurut dia, Partai Gerindra pun tak dirugikan bila Basuki dipasangkan dengan Jokowi. Survei mendapatkan, Jokowi dipasangkan dengan Kalla maupun Basuki tak akan mempengaruhi dukungan untuk Prabowo akan tetap di kisaran 21 persen.

Justru, kata Hasan, ketika Jokowi dipasangkan dengan Ryamizard Ryacudu maka elektabilitas pasangan ini akan turun dan barulah suara untuk Prabowo dan pasangannya bertambah. Menurut Cyrus, Ryamizard merupakan sosok mewakili kader internal PDI-P yang bisa dipasangkan dengan Jokowi. Bila Jokowi menggandeng Ryamizard, dukungan pasangan ini akan turun menjadi 32 persen, sedangkan dukungan untuk Prabowo dan pasangannya akan naik ke kisaran 24 persen.

Ralat:

Tulisan di atas sudah menyertakan perbaikan, yaitu pada paragraf 5, 6, dan 9. Adapun paragraf terakhir pada perbaikan di atas merupakan tambahan.

Sebelumnya, paragraf 5 dan 6 tulisan berbunyi:

Berdasarkan survei itu, kata Hasan, Jokowi dan Basuki menempati peringkat pertama pasangan yang paling diminati para responden. Dukungannya mencapai 41 persen. Urutan kedua, sebut dia, adalah pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla dengan 39 persen dukungan. Pada urutan ketiga, Jokowi mendapatkan dukungan 32 persen ketika dipasangkan dengan Ryamizard Ryacudu.

Bila Jokowi berduet dengan Kalla, kata Hasan, kelemahan pasangan ini adalah kebiasaan yang mirip sekalipun tak ada persoalan pada sisi kinerja. Ibaratnya, sebut dia, pasangan ini bakal menjadi menara kembar dalam kepemimpinan. "Jokowi senang blusukan ke kampung-kampung, Kalla juga senang berjalan kaki," kata dia.

Adapun paragraf 9 semula berisi:

Hasan mengakui jalan pasangan Jokowi dan Basuki bakal terjal bila memang hendak berlaga bersama di Pemilu Presiden 2014. "Tapi, dalam politik tak ada yang tak mungkin." Menurut dia, Partai Gerindra pun akan mendapat keuntungan berupa penguatan dukungan sekalipun Prabowo kalah bila tetap berlaga berhadapan dengan pasangan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com