Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rieke "Oneng", Puisi, dan Politik Transaksional

Kompas.com - 04/03/2014, 12:20 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Rieke Diah Pitaloka, semula sohor sebagai artis. Dia tenar antara lain lewat peran Oneng di sebuah serial televisi. Saat mulai mencuat sebagai politisi perempuan yang cergas, stigma "sekadar artis" tak terhindarkan.

Kiprah perempuan kelahiran 9 Januari 1974 ini yang kemudian menepis stigma tersebut tanpa harus banyak berbantahan. Semakin hari, sosok Rieke lekat dengan isu ketenagakerjaan, dari buruh lokal sampai tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Di dalamnya, tercakup isu soal anak dan perempuan. Intinya, kesejahteraan kaum marjinal dan seluruh rakyat.

Rieke seolah menemukan rumah ketika bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjelang Pemilu 2009. Sebelumnya, dia berkiprah di Partai Kebangkitan Bangsa. Di partainya sekarang, pergerakan dan kerja politik Rieke mendapatkan tempat yang terlihat pas.

Lewat PDI-P, perempuan berlatar sarjana sastra Belanda dan master filsafat ini bahkan pada 2013 menjadi penantang tangguh dalam Pemilu Kepala Daerah Jawa Barat. Meski demikian, walau stigma "sekadar artis" juga sudah tak lagi bergaung untuk sosoknya, anggota Komisi IX DPR ini tetap saja punya darah seni.

Sepenggal puisi Rieke, Kompas.com dapatkan pada Selasa (4/3/2014). Bukan soal gemerlap glamornya dunia keartisan, tentu saja. Ini kritik, sekaligus kerja dan cita politik yang dia gambarkan dalam rangkaian kata-kata menurut naluri seninya.

Tak berjudul, berikut ini larik-larik gubahan puisi Rieke tersebut:

"...
Mereka mendatangi rakyat dengan janji tentang surga.
'Bergabunglah dengan kami! Maka, pintu surga akan terbuka lebar untuk kalian, dan 40 bidadari jadi teman sepanjang sisa fana.'

Sampaikan pada mereka, kawan

Jika aku mati, tak ada mimpiku tentang surga. Bukanlah mimpiku mati masuk surga sementara rakyatku hidup dalam kemiskinan.

Katakan pada mereka, kawan

Hidup dan matiku untuk rakyat pekerja.
Jika ada hidup setelah mati maka aku akan tulis surat pada Tuhanku:

'Ya Khalik, akhiri penindasan pada rakyatku. Berikan kekuatanMu agar rakyat pekerja tak hilang asa. Tiupkan keberanianMu agar rakyat pekerja jadi manusia bernyali. Bisikkan kebenaranMu agar terpampang lempang jalan kebenaran yang harus diperjuangkan agar jadi benar. Kuatkan, tegarkan, keraskan bagai batu kehendak jadi manusia merdeka!'

Teriakkan pada mereka, kawan

Aku tak inginkan surga, jika rakyatku tetap hidup dalam neraka kemiskinan

Aku jadi teringat cerita detik-detik ajal Rasulullah. Sungai kepedihan mengalir dari pipi anak gadis terkasih. Jelang sakaratul maut menjemput, terngiang kisah yang dituturkan tetua. Lelaki tangguh itu berbisik di telinga Ali, "ummati,ummati,ummati....

Rakyatku,rakyatku,rakyatku..'

Itulah jalan yang aku pilih bersamamu, kawan

..."

Dalam perbincangan kemudian, Rieke mengaku lelah kadang tetap saja terasa, apalagi ketika harus berhadapan dengan fakta politik transaksional. "Kampanye lagi, meyakinkan rakyat agar tak ikut politik transaksional. (Tapi) tetap saja masih bisa kalah dengan politisi transaksional yang kaya materi tapi miskin konsep dan cita-cita politik," ujar dia.

Rieke pun mengaku miris bila di lapangan berhadapan dengan sebagian rakyat yang berharap setiap kali politisi datang akan membawa sekadar buah tangan dan amplop berisi sejumlah uang.

"Atau barangkali (memang sebagian) rakyat terlalu miskin hingga tak berpikir uang yang digunakan (dalam politik) transaksional bisa jadi uang hasil korupsi, uang rakyat juga," kata Rieke, setelah sejenak jeda. Ya, kerja memang belum usai, kawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com