Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: SBY Bertemu Prabowo dan Yusril untuk Cetak Kartu Politik Baru

Kompas.com - 27/12/2013, 10:20 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/12/2013), disebut bukan pertemuan biasa. Ada agenda penting yang sedang dibangun.

"Boleh dikatakan bahwa ini adalah pertemuan politik paling penting di pengujung 2013," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Kamis (26/12/2013).

"Tentu saja, topik yang dibicarakan dan kemudian disampaikan ke media massa adalah hal penting dan bukan 'kecengan'," ujar dia menggunakan istilah yang pernah dipakai SBY.

Namun, imbuh Anas, bisa dipastikan pula bahwa tak semua hal penting yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut disampaikan kepada media massa.

Sepanjang Kamis malam hingga Jumat (27/12/2013) dini hari, Anas menulis kultwit panjang seputar dinamika politik nasional, terutama terkait dengan bekas partainya itu. Kultwit itu menggunakan hashtag #cawapressby.

Kartu politik baru

Menurut Anas, pertemuan ketiga tokoh partai itu mudah dipahami sebagai upaya mencetak kartu politik baru menjelang Pemilu 2014. "Mengapa? Diam-diam dan kadang kala terbuka, Pak SBY kecewa dengan koalisi politik yang dibangun pada 2009," kata dia. Ada kisah panjang soal kekecewaan itu.

Anas mengatakan, sejatinya yang kecewa pada koalisi bukan SBY dan Partai Demokrat saja. "Partai-partai (dalam koalisi) juga cenderung tak puas," kata dia. Bagaimanapun, koalisi tersebut berisi banyak partai dengan kepentingan dan harapan masing-masing.

Bagi Anas, SBY terlalu sabar terhadap koalisi meskipun memendam "luka". "Kuat kesan tidak berani bersikap tegas. Pakai rumus zero-risk," ujar dia.

Berkali-kali, tutur Anas, SBY mengatakan di internal Partai Demokrat bahwa sanksi tegas akan dijatuhkan pada partai dalam koalisi yang tak konsisten. "Tapi tak pernah terjadi."

Hal tersebut menurut Anas kemudian menjadi "rasan-rasan" para kader Partai Demokrat di DPP dan Senayan, dan memunculkan pertanyaan tentang "keberanian" SBY.

"Saya tidak tahu apakah sanksi kepada partai lain yang dinilai tak konsisten dilakukan dengan 'cara lain', bukan cara politik," imbuh Anas. Menurut dia "cara lain" tersebut mungkin saja, mengingat sebagai Presiden, SBY punya segala perangkat untuk melakukannya jika memang mau.

"Jadi, pertemuan (SBY) dengan Pak Prabowo tidak bisa dipisahkan dari konteks politik koalisi sekarang yang 'banyak luka-luka'," ujar Anas.

Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengungkapkan kekecewaan pada partai anggota koalisi yang tak satu suara dalam pemungutan suara penentuan perpanjangan masa kerja Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century (Timwas Century). Anas pun bertutur panjang soal beragam kekecewaan yang sejak awal mewarnai perjalanan koalisi itu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com