Menurut Dradjad, apa yang disampaikan Anas sudah mencampuri urusan partai lain.
"Pesan saya ke Anas, ngono yo ngono, ning ojo ngono. Nek guyon ojo kebablasan, rek (Begitu ya begitu, tetapi jangan begitu. Kalau bercanda jangan kebablasan)," ujar Dradjad di Jakarta, Kamis (5/12/2013).
"Partai Demokrat dan PAN adalah dua rumah tangga yang berbeda," katanya.
Mantan anggota DPR periode 2004-2009 ini meminta Anas menghargai kepala rumah tangga orang lain.
"Jangan seret-seret dalam konflik internal rumah tangganya. Sama seperti kami di PAN, tidak menyeret ketum partai lain dalam urusan internal PAN," katanya.
"Ojo kebablasan, rek," kata Dradjad.
Usul Anas
Seperti diberitakan, Presiden SBY diusulkan maju sebagai calon wakil presiden 2014-2019. Hal itu dilontarkan Anas Urbaningrum ketika dimintai tanggapan terkait merosotnya elektabilitas Partai Demokrat menjelang tahun pemilihan. Menurut Anas, SBY yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat merupakan kartu truf partai tersebut untuk menghindari dari keterpurukan hasil pileg.
Pada Rabu (4/12/2013), dalam akun Twitter pribadinya (@anasurbaningrum), Anas memberikan argumentasi bila SBY diduetkan dengan para tokoh nasional yang digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden. Di antara nama tersebut, menurut Anas, duet Prabowo-SBY akan sangat kuat dan menarik.
"Pasangan kawan lama yang selama ini berhubungan baik. Simulasi pasangan bisa dilanjutkan ke nama-nama lain. Yang jelas, kalau cawapresnya Pak SBY, pasti akan lebih kuat dan menarik," kata Anas dalam Twitter-nya.
Baca:
Kata Anas, untuk Selamatkan Demokrat, SBY Jadi Cawapres Saja