Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan Jelaskan Proses Tangkap Tangan Suap PT The Master Steel

Kompas.com - 19/11/2013, 13:36 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi saksi kasus dugaan suap perkara PT The Master Steel di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (19/11/2013). Keduanya, yaitu penyidik KPK Novel Baswedan dan penyelidik KPK Ibrahim Cholil.

Dalam persidangan, keduanya menceritakan kronologi tangkap tangan terhadap dua penyidik PNS pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Timur, yaitu Mohammad Dian Irwan Nuqisra dan Eko Darmayanto, serta pegawai Master Steel, Teddy Muliawan di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada 15 Mei 2013.

Novel saat itu ikut tim penyelidik KPK. Dia mengaku melihat Teddy meletakkan sesuatu ke dalam mobil Avanza berwarna hitam.

"Belakangan saya ketahui itu Teddy. Dia meletakkan sesuatu ke dalam mobil Dian. Saya tahu dari informasi lain, terdakwa sudah melakukan komunikasi untuk pemberian," kata Novel.

Saat itu Novel memergoki Dian dan Eko. Melihat Novel, keduanya langsung naik taksi dari terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. "Terdakwa Dian dan Eko, karena melihat saya berbalik ke terminal 3 naik taksi. Taksi belum jalan. Saya berhentikan minta mereka turun," kata Novel.

Saat itu, Cholil bertugas mengamankan Teddy. Teddy menunjukan uang yang diletakkannya dalam mobil, yaitu di bawah karpet tempat duduk depan. Saat itu ditemukan 3 amplop cokelat berisi uang.

"Setelah kami membawa tersangka. Saya menggeledah di rumah Pak Dian," kata Cholil.

Dian bersama Eko didakwa menerima hadiah atau janji berupa uang secara bertahap sebesar SGD 600.000 dari Direktur Keuangan sekaligus pemilik PT The Master Steel, Diah Soemedi melalui Effendi Komala dan Teddy Muliawan.

Uang itu disebut untuk penghentian penyidikan kasus pajak Master Steel dengan tersangka Diah Soemedi dan Istanto Burhan. Pemberian pertama pada 7 Mei 2013 di parkiran Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta sebesar 300 ribu dollar Singapura. Kedua, pada 15 Mei 2013 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com