Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Jokowi, Bukti Adanya Kesalahan dalam Parpol

Kompas.com - 11/11/2013, 18:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti senior di pusat penelitian politik LIPI, Syamsuddin Haris, mengatakan bahwa saat ini muncul fenomena baru dalam kancah politik nasional. Fenomena itu ia sebut sebagai fenomena Jokowi (Joko Widodo). Ia diproyeksikan unggul dalam berbagai survei Pemilu Presiden 2014. Lahirnya fenomena ini dianggapnya menjadi bukti adanya kesalahan dalam manajemen dan kaderisasi di dalam partai politik di Indonesia.

Syamsuddin menyampaikan, fenomena Jokowi muncul begitu mendadak dan unik sehingga setelahnya muncul banyak pertanyaan mengenai figur seorang Jokowi yang bisa membius dan mewabah di kalangan masyarakat Indonesia.

"Ini menimbulkan pertanyaan, bagaimanapun Jokowi bukan produk seleksi PDI Perjuangan, dia personaliti, muncul dari diri sendiri," kata Syamsuddin di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Masalah dalam partai politik, kata Syamsuddin, lantaran mereka tak memiliki figur sekaliber Jokowi. Bahkan, ia juga menilai PDI Perjuangan juga tak maksimal melakukan kaderisasi karena tak memiliki figur lainnya yang sama seperti Jokowi.

"Kalau dihasilkan oleh PDI Perjuangan, kenapa hanya Jokowi? Ini bukti ada yang salah dengan partai politik kita. Seharusnya yang tinggi itu tokoh kunci di partai politik, Jokowi kan bukan tokoh kunci," tandasnya.

Seperti diketahui, nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus meroket dan berada di posisi teratas beberapa hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Fakta ini menjadi pertimbangan bagi PDI Perjuangan untuk mengusung Jokowi sebagai calon presiden pada 2014.

Namun begitu, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri belum memutuskan siapa yang akan menjadi calon presiden pada 2014. Hasil Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan di Ancol, Jakarta, beberapa waktu lalu merekomendasikan Megawati memutuskan calon presiden sesuai dengan situasi politik terkini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com