Penyimpangan yang ditoleransi
Mantan Ketua Balai Pertimbangan Pemasyarakatan Adrianus Meliala mengatakan, telah terjadi banyak penyimpangan yang ditoleransi oleh pihak lapas. Mulai dari penyimpangan kecil hingga besar seperti kasus Freddy. Penyimpangan perilaku para napi itu akhirnya menjadi hal yang biasa. Napi lain yang tak ikut-ikutan hanya bisa menutup mata. Bahkan mereka bisa ikut menyimpang karena masuk dalam pergaulan tidak sehat dalam lapas.
"Itu semua penyimpangan yang ditoleransi," kata Adrianus.
"Lapas masalah teknis sebetulnya amat tergantung pada pemerintah dan DPR," kata Kriminolog dari Universitas Indonesia itu.
Adrianus mencontohkan, ada petugas lapas yang awalnya selalu menolak keinginan napi. Namun, lama-kelamaan petugas lapas yang terus dibujuk dan diiming-imingi sejumlah uang dapat tergoda. Hal itu kemudian terus berlangsung seperti adanya regenerasi dalam lapas. Pembinaan yang seharusnya dilakukan dalam lapas tak berjalan dengan baik.
"Ada pihak yang tidak mau terima duit dari penghuni, tapi lama-lama, namanya manusia dan gajinya kecil, kemudian mau terima hal yang besar. Kemudian dia toleransi hal-hal yang besar juga. Ada konteks bahaya secara moral di situ," terangnya.
Napi yang punya uang masih bisa merasakan hidup enak dalam lapas. Kita tentu masih ingat adanya fasilitas mewah para napi kasus korupsi di Lapas Sukamiskin, Bandung. Napi dapat tidur seorang diri dalam satu alas tidur sambil mendengar musik dari Ipad. Mereka bahkan mengunci sendiri kamar selnya dari dalam. Hal ini sangat kontras dengan kondisi lapas lain di daerah yang kelebihan kapasitas lebih dari 200 persen dengan fasilitas minim.
Adrianus sendiri mendukung adanya sidak dari Kemenhuk dan HAM. Menurut dia, sidak memang tak mungkin secara instan menyelesaikan masalah dalam lapas. Setidaknya, sidak berhasil mencegah dan mengurangi penyimpangan yang terjadi.
Akan ada rasa was-was dari sipir atau para petugas lapas dan napi untuk mengulang kembali perbuatannya. Kemenhuk dan HAM pun diminta tegas menindak para oknum petugas lapas yang kongkalikong dengan para napi.
Memang tak semudah membalik telapak tangan untuk menyelesaikan masalah lapas yang kompleks. Namun, selalu ada harapan melahirkan kembali "rumah pertobatan" yang sesungguhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.