Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin di Tumpukan Jerami

Kompas.com - 04/06/2013, 08:40 WIB

Rekrutmen publik

Pertanyaan terakhir dan paling fundamental, bagaimana merebut kembali hak rakyat untuk menentukan sendiri pemimpinnya? Kita, saat ini, tengah mengidap krisis kepercayaan terhadap instrumen-instrumen politik dalam menyeleksi calon pemimpin republik. Saatnya rakyat sebagai penggenggam kedaulatan mengambil alih fungsi rekrutmen yang lumpuh di tangan lembaga-lembaga politik yang ada saat ini. Persoalannya, lembaga seperti parpol masih ditempatkan sebagai instrumen satu-satunya untuk merekrut dan mempromosikan calon pemimpin. Ini fakta yang tak dapat dikesampingkan begitu saja. Jalur independen memang salah satu alternatif. Namun, pengalaman menunjukkan betapa pemimpin di daerah dari jalur independen akhirnya menjadi ”sandera politik” partai-partai di DPRD.

Kita perlu mencari pola yang menempatkan rakyat dan parpol secara proporsional dalam proses rekrutmen dan promosi politik. Haryatmoko, filsuf Yogya, mengajukan empat model. Pertama, model kontrak. Kontrak merupakan persetujuan antara calon pemimpin dan konstituen yang dimonitor panitia seleksi partai untuk menentukan target tugas dalam jangka waktu tertentu yang harus dipenuhi. Setelah masa bakti dua tahun, misalnya, pemimpin terpilih tak dapat menyelesaikan perbaikan fasilitas pendidikan, mandat akan dievaluasi ulang. Dalam kontrak perlu ada klausul pembagian risiko. Misalnya, jika kegagalan disebabkan tekanan partai atau faktor eksternal lain, konstituen akan tetap dukung.

Kedua, model penyaringan dan seleksi. Caranya, konstituen mengorganisir diri untuk bisa memberikan informasi ke parpol tentang catatan calon pemimpin. Informasi publik yang cukup akan menguntungkan pengurus partai dalam upaya meningkatkan bobot calon pemimpin dan kemungkinan terpilihnya. Ketiga, model monitor dan pelaporan. Parpol akan memperoleh surplus kepercayaan dari rakyat jika memiliki komisi etika yang akan memberikan pelatihan etika publik, memberi arahan tertulis tentang dimensi etika dalam kebijakan publik, dan membantu menjamin akuntabilitas anggota partai yang menjadi calon pemimpin. Pelaporan secara terbuka dan berkala akan membantu memberikan informasi tentang sukses atau gagalnya seorang pemimpin. Keempat, model pemeriksaan institusional. Komisi etik, komisi kerja, dan DPP partai merupakan lembaga yang berperan untuk menuntut akuntabilitas calon pemimpin. Ini dilakukan dengan menampung masukan keluhan atau laporan dari organisasi independen atau masyarakat sipil.

Model di atas memastikan partisipasi publik dalam rekrutmen dan promosi calon pemimpin. Dengan demikian, pemimpin berintegritas dalam koridor presidensialisme-demokratis dapat dipromosikan secara kolektif. Sebagian mungkin merasa proses ini terlalu muluk dan bertele-tele. Namun, lebih baik bertele-tele berburu pemimpin ketimbang berkeluh kesah tak berkesudahan karena memperoleh pemimpin buruk. Selamat berburu!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com