Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jenderal Bintang Tiga Mencoreng Institusi Polri

Kompas.com - 30/04/2013, 15:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung menilai langkah mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal (Purn) Susno Duadji yang mengunggah video rekamannya ke Youtube merupakan tindakan yang mencoreng institusi Polri. Video ini dinilai memperlihatkan bagaimana tafsir hukum seenaknya dimaknai oleh banyak orang.

"Ini mempermalukan institusinya sendiri, kredibiltas kepolisian. Ini sangat disayangkan," ujar Pramono, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/4/2013).

Pramono menilai putusan Mahkamah Agung cukup jelas. "Jangan sampai orang bisa menafsirkan keputusan MA seenak udelnya, sesuai keinginannya. Dengan demikian, ketegasan itu diperlukan," tutur Pramono.

Politisi PDI-P ini berharap agar aparat kepolisian dan kejaksaan menggunakan teknologi yang dimilikinya untuk segera memburu dan menangkap Susno. Jika Susno ditangkap, kata Pramono, aparat penegak hukum berhasil menunjukkan keseriusannya. Sementara pihak Mahkamah Agung, kata Pramono, perlu menjelaskan kepada publik agar tidak terjadi lagi multitafsir yang memburamkan pokok persoalan sebenarnya.

"Saya bukan orang hukum, tetapi kalau baca keputusannya, sebenarnya sudah terang-benderang. Tidak ada ruang (intepretasi) lagi. Tetapi kan ini mencoba untuk diperdebatkan, diambil satu sisi yang katakanlah menguntungkan Susno oleh pengacaranya," kata Pramono.

Susno menghilang sejak Senin (29/4/2013) pagi. Pihak jaksa yang berusaha menemui Susno untuk melakukan eksekusi pun tak berhasil menemukan mantan Kapolda Jawa Barat yang terlibat kasus korupsi PT Salmah Arowana Lestari dan dana pengamanan Pilkada Jawa Barat itu.

Jaksa Agung Basrief Arief pun sudah menyatakan status Susno sebagai buron. Berselang beberapa jam, Susno tiba-tiba saja membuat sebuah video berdurasi sekitar 15 menit yang diunggah ke Youtube sekitar pukul 16.00. Video yang diambil dari tempat persembunyian di daerah pemilihan Jawa Barat II itu, Susno menuding jaksa melakukan eksekusi liar.

Purnawirawan jenderal bintang tiga ini pun mengatakan tidak akan keluar dari tempat persembunyiannya sampai ada jaminan eksekusi itu tidak dilakukan. Susno bersikeras eksekusi itu cacat hukum lantaran di dalam amar putusan MA yang menolak kasasinya pada November 2012 lantaran memuat nomor perkara yang berbeda dan tidak mencantumkan perintah eksekusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

    Nasional
    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

    Nasional
    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

    Nasional
    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

    Nasional
    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

    Nasional
    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

    Nasional
    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

    Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

    Nasional
    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

    Nasional
    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

    Nasional
    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

    Nasional
    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

    Nasional
    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

    Nasional
    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com