Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA Kecam Pernyataan Daming

Kompas.com - 16/01/2013, 02:59 WIB
Firly Anugrah Putri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengecam keras pernyataan calon Hakim Agung Muhammad Daming Sunusi saat uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, Senin lalu. Komnas PA lantas menuntut agar Daming Sanusi tidak lagi diteruskan dalam uji kelayakan sebagai calon Hakim Agung.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, Daming sepantasnya tidak lagi diikuti uji kelayakan dan seharusnya Mahkamah Agung memberhentikan Daming sebagai hakim.

"Memang sudah seharusnya Komisi III tidak perlu melanjutkan uji kelayakan dan Mahkamah Agung harus memberhentikan Daming sebagai Hakim. Itu semua karena pernyataan yang dikeluarkan Daming tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang Hakim meskipun dirinya berdalih itu candaan, karena itu bisa melukai korban pemerkosaan. Keluarga korban pemerkosaan yang kita tangani pasti sedih," kata Arist di Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Selasa (15/1/2013).

Sebelumnya, Daming Sunusi saat uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR mengeluarkan candaan soal perkara kasus pemerkosaan. Daming menyatakan bahwa pelaku pemerkosaan tidak perlu dihukum mati karena kasus pemerkosaan kerap terjadi karena pelaku dan korban saling menikmati.

Hal itulah yang membuat banyak pihak, khususnya Komnas PA mengecam tindakan yang dilakukan Daming. "Tidak ada toleransi apapun, meskipun itu dianggap candaan tapi tetap saja itu sudah melukai korban pemerkosaan, keluarga korban pemerkosaan apalagi dalam satu bulan ini sudah terjadi 32 kasus, dan ditahun 2013 kasus perkosaan telah mencapai 2.637, berarti Daming telah melukai perasaan orang yang sangat banyak itu," ujar Arist.

Menurut Arist, Komisi III DPR juga sudah seharusnya meminta maaf sebab saat Daming mengeluarkan pernyataan bahwa korban pemerkosaan sama-sama menikmati, Komisi III DPR umumnya malah menertawakannya. Sebagai lembaga yang mewakili rakyat seharusnya Komisi III DPR tidak bersikap seperti itu. Secara tidak langsung mereka adalah orang-orang yang setuju terhadap kekerasan seksual.

"Jika tuntutan kami diabaikan, kami akan galang kekuatan masa yang banyak untuk menuntut Komisi III DPR memberhentikan Daming dari jabatannya sebagai Hakim," kata Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

    Nasional
    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Nasional
    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Nasional
    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

    Nasional
    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com